Bandung (ANTARA News) - Laporan sementara Satkorlak Penanggulangan Bencana Alam (PBA) Jawa Barat hingga pukul 19:00 WIB menyebutkan jumlah korban meninggal dunia akibat gempa berkekuatan 7,3 Skala Richter pada Rabu (2/9) bertambah menjadi 53 orang.

"Korban meninggal dunia paling banyak berada di wilayah Kabupaten Cianjur. Korban meninggal dunia mencapai 17 orang, serta puluhan lainya masih dalam pencarian karena tertimbun tanah longsor," ujar Petugas Satkorlak PBA Provinsi Jawa Barat Sudin saat dihubungi ANTARA, Kamis.

Sementara korban tewas di Kabupaten Tasikmalaya mencapai 5 orang, Kabupaten Garut (9), Kabupaten Bandung (9), Kabupaten Bandung Barat (1), Kabupaten Sukabumi (2), Kabupaten Bogor (2), Kabupaten Ciamis (4) dan Kota Tasikmalaya (4).

"Hingga saat ini proses evakuasi korban gempa masih dilakukan," ujarnya.

Sementara untuk jumlah korban luka berat mencapai 187 orang. Korban luka berat terbanyak terdapat di Kabupaten Garut dengan jumlah 68 orang. Sedangkan ratusan orang lainya mengalami luka ringan.

"Kabupaten Garut paling banyak terdapat korban luka berat akibat gempa ini, disusul kabupaten Ciamis mencapai 25 orang," katanya.

Perkembangan terakhir menunjukkan jumlah kerusakan rumah di 12 kabupaten dan kota di wilayah Jabar adalah rumah hancur 97 unit, rusak berat 13.844 unit, rusak sedang atau ringan 18.448 unit, masjid 306 unit, sekolah 356 unit, dan pesantren sembilan unit.

"Rumah hancur paling banyak terdapat di Kabupaten Sukabumi mencapai 52 unit, sementara itu yang rusak berat paling banyak di Kabupaten Ciamis mencapai 5.058 unit dan masjid rusak paling banyak di Kabupaten Garut mencapai 160 masjid," ujarnya.

Hingga saat ini, lanjut Sudin, proses pendataan masih dilakukan oleh pihak Sakorlak PBA Jabar, bekerja sama dengan seluruh unsur masyarakat, pemerintah, TNI, Polri, Ormas dan PMI.

"Pendataan dan pengecekan masih dilakukan, kemungkinan jumlah korban terus bertambah. Proses penanganan tanggap darurat sudah dilakukan dengan melibatkan seluruh unsur masyarakat, pemerintah, TNI, Polri, Ormas dan PMI," kata Sudin.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009