London (ANTARA News/AFP) - Pasar saham global berada di bawah tekanan pada Rabu, karena para investor lebih memilih untuk mengambil keuntungan meski data ekonomi positif mendukung kasus untuk pemulihan, kata para dealer.
Mereka mengatakan ada harapan untuk "rebound" yang kuat setelah Wall Street merosot hampir dua persen pada Selasa, tetapi lebih besarnya dari perkiraan kehilangan pekerjaan sektor swasta AS memicu lebih banyak keraguan tentang prospek.
Banyak investor takut bahwa pasar sudah telah berada di depan fundamental, dan jadinya lebih suka mengamanjan uang tunai, terutama di bulan September yang biasanya rapuh dan bulan terlemah.
"Setelah beberapa bulan ketika tampak bahwa tak ada yang bisa salah untuk pasar ekuitas, suasana yang jelas berbeda ... Ekuitas gagal mendapatkan kesan kuat dari perkiraan data ekonomi," kata Vassili Serebriakov dari Wells Fargo Bank.
"Pasar telah menjadi kurang peka terhadap kejutan positif dari data ekonomi, sehingga kita harus berhati-hati untuk risiko turun dalam data yang keluar di sisa minggu ini," kata analis Barclays Capital dalam sebuah catatan.
Pada hari Rabu, perusahaan pembayar gaji ADP mengatakan sektor swasta AS melepaskan jumlah terkecil pekerjaan di hampir satu tahun - 298,000 pada bulan Agustus - tapi ini 250.000 di atas perkiraan dan selanjutnya begitu ketakutan pasar.
ADP mengatajakan, pekerjaan yang masih akan hilang tapi "kehilangan pekerjaan jelas berkurang" karena ekonomi AS stabil tapi kehilangan proyeksi penting jelang data resmi payroll yang akan diumumkan pada Jumat.
Di New York, saham blue-chip Dow Jones Industrial Average turun 0,07 persen sekitar 1615 GMT.
"Laporan ADP ... membantu meredam rebound aspirasi," kata Patrick O`Hare dari Briefing.com. "Tekanan jual terjadi menyusul data ADP menunjukkan bagaimana penurunan Selasa meninggalkan peserta sedikit lebih gelisah daripada sebelumnya."
Di Eropa, pasar turun hampir sepanjang hari setelah Asia melemah menyusul Wall Street dalam perdagangan yang hati-hati, investor berani untuk mencari barang murah, menghapus sebagian besar dari kerugian.
Indeks FTSE 100 dari saham-saham terkemuka di London tergelincir hanya 0,05 persen menjadi 4.817,55 poin. Di Paris, indeks CAC 40 jatuh 0,28 persen menjadi 3.573,13 poin dan di Frankfurt, indeks DAX turun 0,14 persen pada 5.319,84 poin.
Di tempat lain di Eropa, bursa Amsterdam turun 0,67 persen, Brussel turun 1,78 persen, Madrid kehilangan 1,55 persen, Milan naik 0,88 persen dan Swiss turun 0,64 persen.
"Dibandingkan dengan optimisme bulan lalu tampaknya investor takut atas ketakutan itu sendiri, lebih dari apa pun," kata Daniel Roy, analis ekuitas broker Newedge.
"Investor pada umumnya menerima bahwa koreksi jatuh karena pasar ekuitas telah naik kuat baru-baru ini", ia menambahkan.
Asia merugi parah sekalipun setelah angka menunjukkan kenaikan untuk manufaktur di Amerika Serikat, China dan zona euro, sementara Australia mencatat pertumbuhan 0,6 persen pada kuartal kedua, jauh lebih tinggi dari perkiraan 0,2 persen.
"Ketika setiap ekonomi maju utama lainnya telah jatuh ke dalam resesi teknikal, kita belum," kata Menteri Keuangan Australia Wayne Swan.
Indeks acuan di Tokyo Nikkei-225 merosot 2,37 persen karena investor bereaksi untuk penurunan Selasa di Wall Street dan yen yang lebih kuat, yang buruk bagi eksportir, kata para dealer.
Penguatan data Australia tidak cukup untuk mencegah penurunan 1,69 persen di Sydney, membawa keluar nada negatif.
Di pasar China, Shanghai naik 1,16 persen, terus pulih dari penuruna 6,74 persen pada Senin, tetapi Hong Kong jatuh 1,76 persen.
"Selamat datang ke September, secara historis bulan yang paling sulit dalam setahun untuk investor," kata Fred Dickson, kepala strategi pasar DA Davidson & Co.(*)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009