Hal itu diungkapkan Deddy usai menggelar rapat virtual perdana bersama enam tim Srikandi Cup pada Senin (1/6) membahas kemungkinan kelanjutan musim 2020.
"Tidak dapat dipungkiri, dalam situasi yang masih belum menentu seperti saat ini, dan mempertimbangkan aspek keselamatan dan kesehatan para pemain, terasa berat untuk melanjutkan kompetisi," kata Deddy dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Rabu.
Baca juga: IBL diskusikan opsi lanjutkan kompetisi tanpa penonton
Baca juga: KONI minta pelatih buat program latihan baru
Pertimbangan lain yang membuat penyelenggara merasa keberatan untuk melanjutkan sisa musim adalah aspek biaya. Menurutnya, pembengkakan biaya penyelenggaraan tak dapat dihindari jika pelaksanaan kompetisi harus mengacu pada protokol kesehatan FIBA.
Belum lagi, adanya bisnis inti (core business) masing-masing pemilik klub yang berbeda-beda. Apabila tetap melanjutkan kompetisi dalam masa pandemi, maka itu akan berdampak pada finansial klub.
Dalam rapat tersebut, beberapa klub juga mengusulkan untuk memangkas seri reguler hingga usulan mengakhiri musim dan meniadakan kompetisi tahun depan, mengingat padatnya agenda olahraga pada 2021.
Meski begitu, pihak penyelenggara Srikandi Cup hingga saat ini masih belum mempunyai jawaban final terkait nasib kelanjutan liga bola basket putri itu.
"Akan tetapi, kami masih belum memutuskan secara final apakah Srikandi musim ini lanjut atau kami langsung ke babak playoff saja,"
"Memang sangat disayangkan jika kompetisi musim ini berhenti di tengah jalan. Tapi kita juga harus menghormati jika ada klub yang pada akhirnya mengalami kesulitan dan tidak menyelesaikan sampai sisa musim," pungkasnya.
Srikandi Cup 2020 yang sudah terhenti sejak Maret itu sedianya masih menyisakan tiga seri lagi, yakni Seri III Makassar, Seri IV Semarang, dan Final Four di Semarang.
Baca juga: IBL keberatan lanjutkan kompetisi tanpa penonton
Baca juga: Timnas basket Indonesia tunggu restu pemerintah untuk gelar pelatnas
Pewarta: Shofi Ayudiana
Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Copyright © ANTARA 2020