"Kami terus berupaya membantu pemerintah dalam hal pencegahan penyebaran COVID-19 sebagai persiapan penerapan tatanan adaptasi kebiasaan baru, karena berdasarkan evaluasi Provinsi Jabar, Kota Sukabumi masuk level II atau warna biru," kata Ketua PMI Kota Sukabumi Suranto Sumowiryo di Sukabumi, Rabu.
Baca juga: Pasokan darah PMI setelah Lebaran mulai penuhi kebutuhan masyarakat
Menurutnya, untuk memutus mata rantai penyebaran virus yang bisa menyebabkan kematian ini, PMI mengajak masyarakat agar disiplin menjaga kebersihan diri dan lingkungannya, terutama dalam menerapkan protokol kesehatan pencegahan penyebaran COVID-19.
Sejak diterapkannya adaptasi kebiasaan baru di Kota Sukabumi, PMI terus memaksimalkan perannya dalam membantu pemerintah untuk menyampaikan informasi dan pesan kepada warga untuk selalu mentaati anjuran sebagai upaya mencegah terifeksi virus tersebut.
Baca juga: SPSI Bali peduli COVID-19 dengan aksi donor darah
Kedisiplinan merupakan kunci keberhasilan pelaksanaan new normal life. Selain itu, secara rutin melakukan penyemprotan di berbagai lokasi, sekaligus siaran keliling dan kampaye pencegahan COVID-19 di berbagai titik lokasi.
Program lainnya, yakni mengedukasi melalui simulasi praktek cuci tangan pakai sabun (CTPS) di sekitar permukiman warga dengan dukungan program dari PMI Pusat, Palang Merah Amerika (Amcross) dan USAID.
Baca juga: Jelang pembukaan kembali masjid, PMI Tangerang lakukan penyemprotan
Kegiatan agar warga tahu bagaimana cara cuci tangan yang baik dan benar, kemudian mendistribusikan paket COVID kit untuk masyarakat yang bisa digunakan pada saat di rumahnya.
Sampai saat ini PMI Kota Sukabumi telah mendistribusikan paket bantuan alat pelindung diri (APD) untuk tenaga kesehatan sebanyak 25 unit, wastafel portable enam unit, 100 paket COVID kit dan 1.200 masker kain.
Kedepanya pihaknya akan kembali menyalurkan berbagai paket bantuan di berbagai lokasi. Upaya ini sebagai bentuk komitmen dan kerja keras PMI dalam membantu pemerintah untuk memutus mata rantai penyebaran COVID-19.
Sementara, seorang warga penerima manfaat Nursaidah (36) yang merupakan warga Komplek Perumahan Baros mengatakan baru mengetahui cara cuci tangan yang benar setelah mendapatkan edukasi dari relawan PMI.
Selama ini dirinya cuci tangan hanya sebatas menggunakan sabun hingga berbusa dan setelah itu membilas begitu saja dengan air, bahkan kebiasaan cuci tangan pun sekarang sudah ditinggalkan dan hendak makan pun terbiasa hanya mengelap dengan kain. Padahal cuci tangan itu sangat penting untuk menjaga kesehatan.
"Teori sekaligus praktek seperti ini penting bagi kami dan keluarga, apalagi sekarang sedang pandemi COVID-19, tenyata salah satu cara pencegahannya secara rutin mencuci tangan dengan sabun," katanya.
Pewarta: Aditia Aulia Rohman
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2020