Hanoi (ANTARA) - Pasien COVID-19 yang paling parah di Vietnam, yakni seorang pilot berkebangsaan Inggris yang bekerja untuk maskapai nasional Vietnam, mulai pulih dan mungkin tidak lagi memerlukan transplantasi paru-paru.
Vietnam, yang melaporkan nol kematian akibat virus corona, telah berupaya habis-habisan untuk menyelamatkan pria berusia 43 tahun yang diidentifikasi sebagai "Pasien 91".
Hingga baru-baru ini, pilot Vietnam Airlines itu dianggap oleh dokter sangat membutuhkan transplantasi paru-paru.
Nasib "Pasien 91" telah mendapat perhatian nasional yang belum pernah terjadi sebelumnya, dengan lebih dari 50 orang di Vietnam menawarkan diri mereka sendiri sebagai donor paru-paru, menurut kantor berita resmi Vietnam (VNA), Rabu.
Pria yang dirawat di sebuah rumah sakit di Ho Chi Minh City itu sekarang dapat tersenyum, berjabat tangan, dan menanggapi instruksi dari staf rumah sakit.
Baca juga: Vietnam berusaha selamatkan nyawa pilot asal Inggris, pasien COVID-19
Ketergantungannya pada alat bantuan hidup juga telah berkurang, tetapi ia masih menggunakan ventilator guna memberi waktu untuk pemulihan paru-parunya yang rusak parah.
Dia telah dites negatif virus corona, dan Vietnam telah menghabiskan lebih dari 215 ribu dolar AS (sekitar Rp3 miliar) untuk perawatannya.
Melalui pengujian yang agresif dan program karantina yang terpusat dan massal, Vietnam telah berhasil menahan penyebaran virus corona baru. Negara itu siap menghidupkan kembali ekonominya jauh lebih cepat daripada kebanyakan negara lain.
Kasus paling serius kedua di Vietnam, yaitu "Pasien 19", dipulangkan dari rumah sakit pada Rabu. Dari 328 kasus virus corona di Vietnam, 90 persen diantaranya telah pulih.
Sumber: Reuters
Baca juga: Vietnam umumkan 24 kasus baru COVID-19, semuanya impor
Baca juga: Vietnam kembali buka sekolah setelah pelonggaran pembatasan
Penerjemah: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Copyright © ANTARA 2020