Bandung (ANTARA News) - Sebanyak 200 orang korban gempa berkekuatan 7,3 skala richter, dari kawasan Kabupaten Bandung (Ciwidey dan Pangalengan) dirujuk ke Rumah Sakit Al Ihsan Kabupaten Bandung.
"Kalau dari data yang ada di bagian keamanan, hingga pukul 19.00 WIB ini, jumlah korban gempa yang dirujuk ke Al Ihsan mencapai 200 orang dua orang dinyatakan tewas," kata salah seorang petugas bagian keamanan RS Al Ihsan, Edi Harapa, kepada ANTARA News, Rabu.
Ia menjelaskan, kondisi korban yang dirujuk ke RS tersebut rata-rata menderita patah tulang, memar di bagian tubuh hingga luka di bagian kepala akibat terkena benda keras.
"Rata-rata pasien yang datang mengalami patah tulang, memar dan paling parah bocor di bagian kepala," kata Edi.
Akibat banyaknya pasien yang dirujuk ke itu, pihak RS terpaksa mendirikan tenda darurat di halaman rumah sakit dan lorong-lorong lantai dasar. Pihak RS juga mengosongkan lantai tiga dan dua untuk mengantisipasi kemungkinan adanya gempa susulan.
Oleh karena itu, seluruh pasien yang sebelumnya dirawat di lantai dua dan tiga dipindahkan ke lantai dasar.
"UGD sudah penuh, selain dirawat di lantai dasar, kami juga mendirikan tenda darurat untuk merawat pasien korban gempa," ujar Edi.
Sementara itu, Rumah Sakit Hasan sadikin (RSHS) Bandung hanya merawat tiga orang korban gempa. (*)
Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009