Jakarta (ANTARA News) - Pakar Geologi ITB Dr Afnimar mengatakan, gempa Tasikmalaya, Jawa Barat, berkekuatan 7,3 Skala Richter Rabu sore bukan merupakan rambatan gempa dari Siberut, Sumatera Barat, yang terjadi pagi hari 09.08 WIB.
"Gempa Sumatera memicu gempa di Jawa, secara saintifik tidak masuk akal. Karena lokasinya terlalu jauh," kata Afnimar yang dihubungi dari Jakarta di Bandung, Rabu malam.
Menurut dia, semua kawasan di sepanjang pantai barat Sumatera hingga pantai selatan Jawa sampai pantai selatan Nusa Tenggara berpotensi terjadi gempa karena terletak di tumbukan antara lempeng Eurasia dan lempeng Indo-Australia.
Jadi, masing-masing lokasi di kawasan itu memiliki zona gempa sendiri-sendiri yang tidak saling terkait antara zona satu dengan zona lainnya, "Kebetulan saja terjadi dua gempa yang dirasakan dalam satu hari," ujar dia.
"Gempa itu terjadi jika di suatu lokasi terdapat penumpukan atau akumulasi energi yang sudah tak bisa ditahan lagi oleh titik tersebut. Gempa tersebut bisa saja memicu gempa susulan di sekitarnya, tetapi masih tetap di zona yang sama," katanya.
Namun ia mengakui, suatu gempa yang besar bisa saja dirasakan hingga ke lokasi yang sangat jauh, misalnya gempa yang berpusat di 142 barat daya Kota Tasikmalaya ini juga dirasakan oleh penduduk Denpasar, Bali.
"Gempa itu getarannya bisa saja dirasakan ke seluruh dunia, tapi jika gempanya sangat besar. Kalau gempa Tasikmalaya tentu saja tak akan bisa dirasakan di Amerika Serikat karena terlalu jauh," kata Afnimar.
Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi danGeofisika (BMKG), gempa Tasikmalaya di kedalaman 30 km itu dapat dirasakan di Jakarta sebesar IV modified mercalli intensity (MMI).
Pada III-IV MMI disebutkan gempa dirasakan semua orang, IV-V gempa dirasakan semua orang tanpa ada kerusakan bangunan, dan V-VI terjadi gempa yang mengakibatkan kerusakan bangunan.
Sedangkan di Bandung dilaporkan guncangan sekitar II - III MMI, II - III MMI di Tangerang , II MMI di Tegal, V-VI di Puncak, IV-V di Depok, II-III di Subang, VI di Sukabumi, III di Cibinong, IV-V di Purwokerto, II di Klaten, III di Bekasi, II di Wonosari, II - III di Denpasar.
(*)
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009