Tanjungpinang (ANTARA) - Puluhan mahasiswa yang tergabung di dalam Aliansi Mahasiswa dan Masyarakat Anambas (AMMA) Bergerak nekat menggelar unjuk rasa meskipun di tengah situasi pandemi COVID-19.
Aksi tersebut dilakukan di halaman Mess Pemda/Kantor Penghubung Kabupaten Anambas di Jalan Sei Jang, Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau, Rabu (3/6).
Pantauan ANTARA, dalam menjalankan aksinya, para mahasiswa tampak tidak menerapkan protokol kesehatan COVID-19, seperti tidak menjaga jarak. Bahkan beberapa di antaranya, tidak mengenakan masker.
Baca juga: Keluhkan jaringan Telkomsel, Bupati Anambas akan surati Jokowi
Baca juga: Munculnya Orca, KKP ingin kawasan konservasi perairan Anambas dijaga
Baca juga: Peneliti katakan penampakan paus pembunuh di Anambas sebuah anomali
Polisi yang mengawal jalannya aksi beberapa kali mengimbau menggunakan pengeras suara agar mahasiswa tetap mematuhi protokol kesehatan buat meminimalkan resiko pencegahan/penularan COVID-19.
"Silahkan adik-adik mahadiswa sampaikan tuntutannya. Asal jaga jarak dan kenakan masker," kata Kasat Sabhara Polres Tanjungpinang, AKP Darmin.
Dalam unjukrasa tersebut, Koordinator Aksi AMMA Bergerak, Khaidir menyampaikan empat poin tuntutan kepada Pemerintah Kabupaten Anambas.
Pertama, menuntut dan mendesak Pemkab Anambas segera merealisasikan dan menyalurkan bantuan langsung tunai (BLT) sebesar Rp450 ribu per bulan. Hal itu sesuai hasil keputusan rapat yang telah dilakukan bagi mahasiswa dan masyarakat Anambas yang berada di luar daerah dan terdampak COVID-19.
"Warga Anambas yang kuliah maupun berdomisili di Kota Tanjungpinang (Ibu Kota Provinsi Kepri) sekitar 500 orang," ungkap Khaidir.
Kedua, menuntut Pemkab Anambas untuk mengambil langkah nyata terkait usaha pemulangan mahasiswa dan masyarakat Anambas terdampak, tertahan dan ingin pulang ke tempat asal/Anambas.
Ketiga, mendesak pihak APDESI Anambas untuk segera mengeluarkan pernyataan sikap terkait kedatangan 10 pekerja SP II yang datang dengan tanpa dasar yang jelas serta menuntut APDESI untuk mengambil sikap atas pemulangan seorang mahasiswa yang dilakukan oleh oknum Kepala Desa di tengah pelarangan pemulangan mahasiswa ke tempat asal.
Keempat, menuntut klarifikasi Staf Ahli Bupati Anambas Syahzinan yang menyatakan bahwa aksi AMMA Bergerak ditunggangi oleh kelompok politik tertentu tanpa ada bukti serta fakta yang jelas.
"Jika poin-poin di atas tidak segera dipenuhi, maka kami akan menduduki Mess Pemda Anambas dan tidak akan membubarkan diri sampai ada klafirikasi secara langsung oleh pihak terkait," tegas Khaidir.
Hingga sore ini, para pengunjuk rasa masih memadati gedung tersebut sembari menunggu Bupati atau perwakilan Pemkab Anambas memberikan jawaban atas tuntutan yang disampaikan AMMA Bergerak.
Pewarta: Ogen
Editor: M Arief Iskandar
Copyright © ANTARA 2020