"Pijat ringan di daerah kepala, mau dikasih balsem boleh, hanya jangan terlalu kencang (memijatnya). Istirahat dulu, tutup mata, pijat-pijat sedikit di daerah kepala pakai minyak kayu putih, itu boleh," ujar dokter spesialis saraf di Eka Hospital Cibubur, Yonathan Andrian dalam tanya jawab mengenai "Sering Sakit Kepala? Berbahayakah?", Rabu.
Menurut dia, jika sakit kepala tak tertahankan, Anda bisa meminum obat pereda nyeri yang biasanya dijual di warung atau apotek, karena cukup aman.
Baca juga: Saran dokter agar tak sakit kepala saat corona
Baca juga: Sering sakit kepala, makanan ini bisa jadi penyebabnya
Namun, bila sakit kepala terlalu sering dan sangat sakit sebaiknya waspada karena ini bisa menjadi tanda bahaya. Segeralah berkonsultasi dengan dokter untuk memastikan kondisi Anda.
"Kalau gejala sakit kepala terlalu sering, seminggu, sebulan tidak sembuh-sembuh, lalu terlalu hebat rasanya mau pingsan, mungkin seperti ini hanya dirasakan pasien, segera ke rumah sakit (atau periksakan ke dokter)," tutur Yonathan.
Di sisi lain, ada tanda-tanda khusus yang biasanya bisa dilihat rekan atau anggota keluarga pasien sakit kepala, semisal sakit kepala disertai kejang-kejang, mata tertutup sebelah atau kelainan lain di wajah. Bisa jadi ada gangguan pada saraf pasien sehingga dia perlu dibawa ke rumah sakit atau dokter terdekat.
"Kami akan tanya gejala, intensitas nyeri. Kami akan periksa fungsi saraf, mungkin pasien tidak sadar sakit kepala lama bibirnya ternyata mencong, sudah ada kerusakan saraf, kami akan lakukan evaluasi," kata Yonathan.
Secara umum pola hidup sehat bisa mencegah seseorang terkena sakit termasuk nyeri kepala. Pola hidup sehat ini mencakup, asupan air putih sesuai kebutuhan tubuh, berolahraga teratur, istirahat cukup dan pola makan bergizi seimbang.
Baca juga: Sakit kepala tak selalu gejala hipertensi
Baca juga: Ini beda migrain dan sakit kepala biasa
Baca juga: Kurang vitamin D berisiko derita sakit kepala kronis
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2020