Jakarta (ANTARA) - Grup idola Jepang Arashi berencana merilis lagu baru berjudul "Party Makers" pada 12 Juni 2020, namun peluncuran itu ditunda terkait unjuk rasa yang sedang terjadi di Amerika Serikat untuk mendukung gerakan Black Lives Matters.
Gerakan tersebut dipicu oleh kematian George Floyd, pria berkulit hitam yang tewas karena lehernya ditindih lutut selama lebih dari tujuh menit oleh seorang petugas kepolisian Minnesota, Amerika Serikat pada 25 Mei 2020.
Unjuk rasa serupa terjadi juga di negara lain seperti Kanada, Jepang, Selandia Baru, Prancis dan Spanyol, seperti dilansir Arama Japan.
Baca juga: Arashi tayangkan konser terbarunya di YouTube
Baca juga: Pikotaro "PPAP" hingga Arashi buat lagu cuci tangan
Arashi meminta maaf atas tertundanya lagu baru, namun keputusan ini dibuat atas pertimbangan matang serta untuk menghormati apa yang sedang terjadi. Industri musik adalah salah satu sektor yang terdampak dari unjuk rasa tersebut.
Sejumlah layanan streaming termasuk Spotify, Apple Music, Amazon Music dan Youtube Music mendukung "Blackout Tuesday" dengan daftar putar khusus, momen hening dan "pemadaman" media sosial.
Arashi belum mengumumkan kapan "Party Makers" akan diluncurkan.
Grup beranggotakan Satoshi Ohno, Sho Sakurai, Masaki Aiba, Kazunari Ninomiya dan Jun Matsumoto akan tampil di YouTube untuk We Are One: A Global Film Festival pada 4 Juni 2020. Mereka akan membawakan lagu "Hope In The Darkness" dan beberapa lagu terkenal lainnya dalam penampilan yang dijadwalkan berdurasi 14 menit.
Baca juga: Spike Lee rilis film pendek tentang kematian George Floyd
Baca juga: Ryan Reynolds donasikan Rp2,8 miliar untuk perangi rasisme
Baca juga: Cole Sprouse ditahan saat protes George Floyd
Penerjemah: Nanien Yuniar
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2020