Singapura, (ANTARA News) - Harga minyak masih tetap berada di bawah 70 dolar AS per barel di perdagangan Asia Rabu, di tengah kekhawatiran seputar permintaan energi, kata para analis.

Kontrak utama berjangka New York, untuk minyak mentah jenis light sweet pengiriman Oktober 52 sen lebih tinggi pada posisi 68,57 dolar per barel, seperti dikutip dari AFP.

Sementara minyak mentah Brent North Sea juga pengiriman Oktober 24 sen lebih tinggi tapi masih di bawah 70 dolar yakni berada di posisi 67,97 dolar per barel.

Kontrak dua jenis minyak itu ditutup lebih rendah Selasa, kerugian tipis pada pasar-pasar ekuitas global di tengah kekhawatiran investor seputar pemulihan ekonomi di Amerika Serikat dan China, dua pengguna energi terbesar dunia.

Harga minyak mencapai rekor tinggi 75 dolar per barel pekan lalu, tingkat tertinggi dalam 10 bulan, tetapi segera turun kembali karena para analis mempertanyakan masih kuatnya kekuatan yang mendasari antara permintaan dan pasokan.

Tingkat inventaris masih sangat tinggi di mana data menunjukkan penurunan 600.000 barel dalam stok minyak mentah AS menyusul meningkatnya pemanfaatan kilang, demikian menurut sebuah jajak pendapat pada analis.

Menambah persediaan yang sudah tinggi, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) telah mengurangi kepatuhan produksi yang disepakati, menurut survei tersebut.

Pasokan OPEC Agustus naik untuk keempat bulan berturut-turut, karena Arab Saudi, Nigeria dan Venezuela menambah produksinya. OPEC dijadwalkan akan menggelar pertemuan pada 9 September di Wina untuk mempertimbangkan kembali kebijakan produksinya.

Sementara itu para investor masih menunggu untuk data yang akan dikeluarkan Rabu dari laporan energi pemerintah AS untuk berbagai indikasi lain dari permintaan minyak.

Sebuah survei analis Dow Jones Newswires menunjukkan bahwa cadangan minyak mentah AS turun dengan 400.000 barel pada pekan yang berakhir 28 Agustus lalu.(*)

Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009