Jenewa, (ANTARA News) - Badan pengungsi PBB, Selasa, menyatakan, "sangat prihatin" dengan situasi di kota Sa`ada dan sekitarnya di Yaman utara, tempat lebih dari 35.000 orang telah meninggalkan tempat tinggal mereka akibat konflik baru selama tiga pekan belakangan.
"Situasi makin buruk dari hari ke hari ... Kami sangat prihatin dengan nasib dan kesejahteraan penduduk sipil yang terperangkap di dalam kota tersebut," kata Andrej Mahecic, jurubicara di Kantor Komisaris Tinggi PBB Urusan Pengungsi (UNHCR), seperti dikutip dari Xinhua-OANA.
Menurut staf lapangan UNHCR, pertempuran paling akhir antara pasukan pemerintah dan gerilyawan tampaknya terpusat di Kota Tua Sa`ada. Mereka juga melaporkan seringnya serangan udara di daerah yang lebih luas di Kota Sa`ada.
"Akibatnya ialah makin banyak orang menyelamatkan diri dari berbagai daerah lain Kota Sa`ada untuk mencari tempat perlindungan dan bantuan --sehingga menambah beban bagi tetangga, teman dan kerabat mereka, karena sumber mereka sendiri yang sudah tak cukup makin tipis," kata Mahecic pada suatu taklimat di Jenewa, Swiss.
Ia mengatakan, konflik sporadis telah membuat sebanyak 150.000 orang meninggalkan tempat tinggal mereka di daerah tersebut sejak 2004.
Menurut jurubicara itu, UNHCR sangat memerlukan lima juta dolar AS untuk menghadapi keadaan darurat di Yaman utara.
"Dana ini akan memungkinkan kami menyediakan perlindungan dan bantuan yang sangat dibutuhkan buat sebanyak 70.000 orang yang kehilangan tempat tinggal di dalam negeri mereka selama empat bulan ke depan," katanya.
UNHCR juga menyeru masyarakat internasional, dunia muslim khususnya, agar membantu meringankan penderitaan warga Yaman yang kehilangan tempat tinggal, terutama selama bulan suci Ramadhan saat ini.
Akhir pekan lalu pasukan pemerintah Yaman melancarkan serangan udara terhadap benteng pertahanan gerilyawan Syiah di bagian utara negeri tersebut.
Sumber-sumber di provinsi Sa`ada mengatakan Angkatan Udara Yaman menggempur gerilyawan Al-Houthi di kawasan pegunungan Dahian, Matra, dan Al-Anad, Provinsi Saada.(*)
Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009