Di pengujung laga, Warriors menang 122-103 mengambil poin gim kedua dalam perjalanan mereka menyapu bersih rangkaian final NBA 2018 atas Cavaliers.

Torehan sapu bersih final Warriors tersebut, kedua kali setelah 1975, membuahkan trofi NBA keenam bagi tim itu sepanjang sejarah.

Kendati tampil gemilang dalam rangkaian final NBA 2018, Curry kalah saing dengan rekan setimnya Kevin Durant dalam anugerah Pemain Terbaik (MVP) Final. Sejak awal, Curry tak pernah menganggap itu sebuah perkara besar.

Baca juga: Kembali sehat, Stephen Curry tatap Olimpiade

"Itu bukanlah parameter karier saya atau apapun yang kalian mau sebut. Jika kami menjadi juara dan saya tidak menjadi MVP Final, saya tetap akan tersenyum selebar mungkin, selama mungkin," kata Curry sebagaimana dilansir laman resmi NBA pada 4 Juni 2018.

"Saya akan bermain dengan semangat yang tepat demi membantu tim menang. Biasanya jika saya berada di pola pikir yang tepat, hal baik akan terjadi. Perkara saya menjadi MVP Final atau tidak, emang gue pikirin?" pungkasnya.


Antagonis

Jika Jose Mourinho dianggap sebagai antagonis utama dalam kisah sepak bola dan strategi negatif, maka Curry hampir menempati peran serupa di panggung teater NBA.

Semenjak mulai menapaki karier di NBA pada musim 2009/10, Curry secara konsisten menorehkan tingkat akurasi tripoin di atas 40 persen untuk statistik musim reguler.

Dua tahun setelah Curry direkrut Warriors, tim itu mendatangkan sosok penembak lain dalam diri Klay Thompson.

Pada musim kedua bermain bersama, Curry dan Thompson memecahkan rekor jumlah tripoin terbanyak oleh pasangan pemain NBA dengan 483 kali. Curry menyumbangkan 272, Thompson 211.

Di musim berikutnya, Curry dan Thompson ditahbiskan sebagai dwitunggal "Splash Brothers".

Halaman selanjutnya: Lantas pada 2014...

Editor: Bayu Kuncahyo
Copyright © ANTARA 2020