Padang (ANTARA News) - Pemerintah diharapkan mendorong perusahaan-perusahaan besar di wilayah Sumatra bagian tengah (Sumatra Barat, Riau dan Jambi) untuk mendirikan pembangkit listrik sendiri dalam rangka mengurangi ketergantungan pada listrik dari PT PLN.

Upaya itu sekaligus untuk mengatasi krisis listrik dalam jangka pendek di kawasan Sumatra bagian tengah, kata pengamat pembangunan, Prof Dr Muchlis Muchtar di Padang, Rabu.

Daerah-daerah di Sumatra bagian tengah saat ini tengah mengalami krisis listrik ditandai dengan pemandaman bergiliran, akibat kemampuan PT PLN memasok daya tidak mampu lagi mengimbangi kebutuhan daya listik pada saat beban puncak.

Untuk mengatasi krisis tersebut, menurut dia, diperlukan langkah dan upaya baik dalam jangka pendek, menengah maupun jangka panjang.

Salah satu upaya jangka pendek, tambahnya, dengan mendorong perusahaan-perusahaan besar di Sumatra bagian tengah untuk mendirikan pembangkit listrik sendiri.

Perusahaan skala besar itu seperti PT Semen Padang dan PT Bukit Asam serta perusahaan besar lainnya di kawasan ini.

Pembangunan pembangkit listrik tersebut dapat dilakukan pihak perusahaan maupun melalui calon investor yang berminat untuk bisnis ini, kata Muchlis yang mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Sumbar.

Ia menyebutkan, dengan adanya pembangkit listrik sendiri, maka pasokan daya yang biasa dipakai perusahaan-perusahaan besar tersebut dapat dimanfaatkan untuk mengatasi kekurangan daya listrik pada konsumen masyarakat di jangka pendek.

Untuk menimbulkan daya tarik bagi investor atau perusahaan dalam menanamkan modal untuk membangun pembangkit listrik, maka pemerintah perlu segera membuat kebijakan tarif listrik regional yang saling menguntungkan, tambahnya.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009