Jakarta (ANTARA) - Pemerintah menyerap dana Rp24,35 triliun dari lelang tujuh seri Surat Utang Negara (SUN) untuk memenuhi sebagian pembiayaan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dengan total penawaran masuk Rp105,27 triliun.
Keterangan pers Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (Kemenkeu) di Jakarta, Selasa, menyatakan lelang yang dilakukan pertama kali sejak libur Idul Fitri ini melebihi target indikatif yang ditetapkan Rp20 triliun.
Untuk seri SPN03200903, jumlah nominal yang dimenangkan untuk seri obligasi yang jatuh tempo pada 3 September 2020 ini sama dengan penawaran yang masuk yaitu Rp0,15 triliun.
Sedangkan, imbal hasil rata-rata tertimbang, imbal terendah dan imbal tertinggi yang masuk untuk seri ini masing-masing mencapai 3,25 persen.
Untuk seri SPN12210603, jumlah nominal yang dimenangkan mencapai Rp0,2 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 3,75 persen. Penawaran untuk obligasi yang jatuh tempo pada 3 Juni 2021 ini mencapai Rp1,5 triliun.
Imbal hasil terendah yang masuk bagi seri obligasi yang mempunyai tingkat kupon diskonto ini mencapai 3,75 persen dan imbal hasil tertinggi yang masuk sebesar 4,0 persen.
Baca juga: Waspada kelola utang di masa pandemi COVID-19
Untuk seri FR0081, jumlah nominal yang dimenangkan mencapai Rp7,9 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 6,6315 persen. Penawaran untuk obligasi yang jatuh tempo pada 15 Juni 2025 ini mencapai Rp25,15 triliun.
Imbal hasil terendah yang masuk bagi seri obligasi yang mempunyai tingkat kupon 6,5 persen ini mencapai 6,55 persen dan imbal hasil tertinggi yang masuk sebesar 7,4 persen.
Untuk seri FR0082, jumlah nominal yang dimenangkan mencapai Rp8,0 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 7,20091 persen. Penawaran untuk obligasi yang jatuh tempo pada 15 September 2030 ini mencapai Rp44,84 triliun.
Imbal hasil terendah yang masuk bagi seri obligasi yang mempunyai tingkat kupon 7,0 persen ini mencapai 7,15 persen dan imbal hasil tertinggi yang masuk sebesar 8,0 persen.
Baca juga: Pemerintah segera tetapkan revisi pelebaran defisit 6,27 persen
Untuk seri FR0080, jumlah nominal yang dimenangkan mencapai Rp4,3 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 7,66831 persen. Penawaran untuk obligasi yang jatuh tempo pada 15 Juni 2035 ini mencapai Rp15,55 triliun.
Imbal hasil terendah yang masuk bagi seri obligasi yang mempunyai tingkat kupon 7,5 persen ini mencapai 7,65 persen dan imbal hasil tertinggi yang masuk sebesar 8,25 persen.
Untuk seri FR0083, jumlah nominal yang dimenangkan mencapai Rp2,15 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 7,70979 persen. Penawaran untuk obligasi yang jatuh tempo pada 15 April 2040 ini mencapai Rp10,67 triliun.
Imbal hasil terendah yang masuk bagi seri obligasi yang mempunyai tingkat kupon 7,5 persen ini mencapai 7,7 persen dan imbal hasil tertinggi yang masuk sebesar 8,3 persen.
Untuk seri FR0076, jumlah nominal yang dimenangkan mencapai Rp1,65 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 7,92171 persen. Penawaran untuk obligasi yang jatuh tempo pada 15 Mei 2048 ini mencapai Rp7,39 triliun.
Imbal hasil terendah yang masuk bagi seri obligasi yang mempunyai tingkat kupon 7,375 persen ini mencapai 7,9 persen dan imbal hasil tertinggi yang masuk sebesar 8,4 persen.
Sebelumnya, dalam lelang tujuh seri SUN pada Selasa (12/5), pemerintah menyerap dana sebesar Rp20 triliun dari penawaran masuk mencapai Rp73,74 triliun.
Baca juga: Peneliti CSIS: Surat utang jadi opsi jika stimulus tidak cukup
Pewarta: Satyagraha
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020