London (ANTARA News) - Lagu `Dondong opo Salak` yang dibawakan Anak-anak Indonesia di Bremen disambut meriah penonton yang menyaksikan kebudayaan anak Kinder-Kulturfest menyemarakkan Festival Budaya UNICEF di Neustadt, Kota Bremen, Jerman.

Walaupun cuaca mendung, namun anak anak di Kota Bremen tetap antusias berkumpul merayakan hari Kinder-Kulturfest di lapangan terbuka di wilayah Neustadt, Kota Bremen, demikian keterangan KJRI Hamburg yang diterima koresponden ANTARA News London, Selasa.

UNICEF cabang Bremen bekerja sama dengan Gereja Arche Neustadt menjadi inisiator acara festival budaya yang dilaksanakan di daerah permukiman imigran itu guna meningkatkan pengetahuan tentang permasalahan anak-anak dan integrasi imigran.

Dalam acara pembukaan, anak anak Indonesia menampilkan tarian dari Sumatra yang dipersembahkan oleh grup anak-anak dari kota Braunschweig.

Selain itu juga ditampilkan tari Pemburu Kijang, tari Merak dibawakan grup penari Margi Budoyo KJRI Hamburg dan lagu `Dondong opo Salak` yang disambut tepuk tangan yang meriah penonton.

Selain anak dari beberapa negara peserta dari sekolah Jerman di Bremen, Angola, Peru, Thailand dan Turki. Kinder-Kulturfest ini juga hadir sekitar 300 orang, yaitu anak-anak beserta orang tuanya, baik warga negara Jerman maupun keluarga imigran.

Para penonton terkesan oleh penampilan Indonesia, karena satu-satunya yang tampil dengan pakaian tradisional lengkap.

Di stand makanan internasional, pengunjung tertarik mencicipi berbagai jenis makanan dari Asia, Afrika, Amerika dan Eropa termasuk makanan Indonesia seperti mie goreng, bakwan dan pisang goreng yang laris dibeli pengunjung.

Kepala Wilayah (Ortsamtleiter) Bremen-Neustadt, Klaus-Peter Fischer menyampaikan penghargaan dan terima kasih atas kehadiran Konsul Jenderal RI Teuku Darmawan dan ikut mendukung acara Kinder-Kulturfest dengan menampilkan tari-tarian dan lagu daerah Indonesia.

Sementara itu Konjen RI di Hamburg menyampaikan dukungan penuh KJRI Hamburg terhadap acara yang menyambut proses integrasi bagi anak-anak imigran dengan anak-anak setempat agar dapat hidup berdampingan secara damai dan toleran.

KJRI Hamburg ikut serta dalam acara tersebut karena Indonesia adalah negara terbuka yang memiliki lebih dari 300 suku bangsa dengan agama serta budaya yang berbeda-beda, namun hidup damai berdasarkan atas prinsip `Bhineka Tunggal Ika`.

Acara Kinder-Kulturtag yang pertama kali diadakan di Kota Bremen berlangsung dengan sukses yang diakhiri dengan menyanyi bersama seluruh peserta.

Pengunjung dewasa menyatakan sangat tertarik atas penampilan seni budaya dari berbagai negara demikian pula anak-anak sangat gembira sehingga suasana acara menjadi meriah. (*)

Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009