Bengkulu (ANTARA News) - Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Bengkulu menilai luas atau volume hutan pantai di pantai Bengkulu perlu ditambah untuk melindungi daratan dari abrasi.
"Seperti hutan pantai di Kabupaten Mukomuko yang sudah habis dan bisa dilihat akibatnya, abrasi sangat parah, bahkan badan jalan di sekitar pantai sudah ambles," kata Direktur Walhi Bengkulu, Zenzi Suhadi, Selasa.
Dari pantauan Walhi Bengkulu, kondisi hutan pantai yang kondisinya masih tergolong baik hanya terdapat di Pulau Enggano Kecamatan Enggano Kabupaten Bengkulu Utara.
Meski tidak ada aktivitas pengrusakan terhadap hutan pantai dengan vegetasi pohon bakau tersebut, abrasi tinggi tetap menjadi ancaman berkurangnya luasan hutan pantai tersebut.
Menurut dia, letak geografis Bengkulu yang memiliki panjang pantai lebih dari 500 km sangat rawan dengan abrasi atau penyempitan daratan sehingga perluasan hutan pantai dan penanaman cemara pantai bisa mencegah hal tersebut.
Hampir di sepanjang pantai tersebut juga sudah dihuni masyarakat tujuh kabupaten yakni Kabupaten Mukomuko, Bengkulu Utara, Bengkulu Tengah, Kota Bengkulu, Seluma, Bengkulu Selatan dan Kabupaten Kaur.
Kondisi di lapangan menurut dia justru berbeda, dimana sejumlah Pemkab khususnya Seluma dan Kaur yang mengizinkan eksploitasi kawasan pesisir dengan alasan peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari potensi tambang biji besi.
Di Kabupaten Seluma, kata dia, meskipun keberadaan pertambangan tersebut ditentang masyarakat setempat dengan alasan keselamatan karena tingkat abrasi tinggi, namun Pemkab seolah tutup mata dan tetap mengeluarkan izin eksplorasi.
"Bahkan saat ini ada tujuh perusahaan baru yang sudah dikeluarkan izin eksplorasinya oleh Pemkab Seluma,"katanya.(*)
Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009