Singapura, (ANTARA News) - Harga minyak mengalami "rebound" di perdagangan Asia Selasa, setelah sempat menurun pada semalam di tengah kekhawatiran baru seputar pemulihan ekonomi global, kata para analis.

Kontrak utama berjangka New York, untuk jenis minyak mentah light sweet untuk pengiriman Oktober 24 sen lebih tinggi pada posisi 70,20 dolar per barel, demikian dikutip dari AFP.

Minyak mentah Brent North Sea juga pengiriman Oktober naik enam sen menjadi 69,71 dolar per barel.

Dua kontrak perdagangan tersebut telah ditutup di bawah 70 dolar AS per barel Senin di tengah kekhawatiran seputar pemulihan ekonomi global dari resesi, kata analis.

"Penurunan pada pasar-pasar modal China menodai sentimen pasar minyak....pertumbuhan ekonomi China telah didorong impor minyak yang kuat ke China," kata David Moore, strategis komoditi yang berbasis di Sydney pada Commonwealth Bank of Australia.

Indeks Composite Shanghai China melemah 6,74 persen Senin, penurunan satu hari terbesarnya sejak Juni 2008, di tengah kekhawatiran seputar pelambatan pertumbuhan pinjaman dan banjir pasokan saham baru.

Saham di bursa Shanghai turun 6,74 persen - penurunan terbesar dalam 14 bulan - setelah media pemerintah mengatakan pinjaman baru di China mungkin merusot hingga di bawah 300 miliar yuan (43,9 miliar dolar AS) pada Agustus dari 355,9 miliar yuan pada Juli dan 1,53 triliun yuan pada Juni.

Perlambatan dalam pinjaman, beberapa ditakuti, dapat menggagalkan pemulihan di China, yang telah mendorong pertumbuhan ekonomi cepat dan berdampak pada permintaan minyak.

Harga minyak mentah naik pekan lalu, terutama ditopang oleh harapan pemulihan ekonomi yang akan menjadikan permintaan lebih besar untuk konsumsi minyak dan China nampaknya di antara para pengguna energi utama yang akan mendorong permintaan, kata analis.

Harga minyak mentah pekan lalu sempat mencapai 75 dolar untuk pertama kalinya dalam 10 bulan pada Selasa sebelum mengalami penurunan secara tajam.(*)

Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009