New York (ANTARA News/AFP) - Harga minyak turun di bawah 70 dolar AS per barel pada Senin waktu setempat, setelah jatuhnya pasar saham di China mengirim kegelisahan pasar di seluruh dunia mengenai prospek pemulihan ekonomi global.

Kontrak berjangka utama New York, minyak mentah "light sweet" untuk pengiriman Oktober, ditutup pada 69,96 dolar AS, turun 2,78 dolar AS dari harga penutupan Jumat.

Minyak mentah "Brent North Sea" London untuk pengiriman Oktober kehilangan 3,14 dolar AS menjadi menetap di 69,65 dolar AS.

Dengan pasar London tutup karena hari libur bank, tindakan difokuskan pada New York setelah perdagangan berakhir di Asia, di mana harga tetap "bearish" (lesu).

Pasar prihatin atas penurunan tajama pasar saham Shanghai,, pedagang dan analis mengatakan.

Saham di bursa Shanghai terjun 6,74 persen - penurunan terbesar dalam 14 bulan - setelah media pemerintah mengatakan pinjaman baru di China mungkin jatuh di bawah 300 miliar yuan (43,9 miliar dolar AS) pada bulan Agustus, dari 355,9 miliar yuan di bulan Juli dan 1,53 triliun yuan pada bulan Juni.

Perlambatan dalam pinjaman, beberapa ditakuti, dapat menggagalkan pemulihan di China, yang telah mendorong pertumbuhan ekonomi yang cepat, dan berdampak pada permintaan minyak.

"Masalahnya adalah pasar saham Asia yang menemukan jalan ke harga minyak," kata analis minyak Deutsche Bank, Adam Siemenski.

"Ketika pasar saham goyah, biasanya karena ada beberapa ketakutan akan menjadi masalah dalam kinerja ekonomi, yang dapat tercermin dalam penilaian orang berapa banyak permintaan akan terjadi," katanya.

Pasar telah mengantisipasi permintaan minyak yang lebih tinggi di Asia, yang banyak merasa bisa mendorong pemulihan ekonomi global dari resesi terburuk dalam beberapa dasawarsa.

Jatuhnya saham di China menyerang "jauh ke dalam hati dari perkiraan pertumbuhan permintaan minyak," kata Phil Flynn dari PFG Best Research.

"Meskipun ada cara memenangkan pasar saham AS, pedagang minyak semakin berfokus pada Asia yang telah bergerak kasar akhir-akhir ini," katanya.

"Pasar khawatir apakah bisa atau tidak pemerintah China dapat merancang `soft landing`."

Saham Amerika Serikat sebagian besar telah meningkat dalam beberapa pekan terakhir di tengah harapan bahwa resesi di ekonomi terbesar dunia sedang berkurang, dengan pertumbuhan diantisipasi kuartal ketiga tahun ini setelah empat triwulan berturut-turut mengalami kontraksi.

Harga minyak mentah tampak menguat dalam beherapa pekan terakhir, memukul 75 dolar untuk pertama kalinya dalam 10 bulan pada Selasa lalu sebelum kemudian jatuh tajam.

Pada hari Kamis harga tercelup sebentar di bawah 70 dolar AS kemudian bangkit kembali.

Di Amerika Serikat, negara konsumen energi terbesar di dunia, data resmi menunjukkan, pengeluaran bangkit untuk ketiga bulan berturut-turut, walaupun sebagian besar disebabkan bantuan federal. (*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009