Jakarta (ANTARA News) - Kandidat calon Ketua Umum Partai Golkar Ferry Mursidan Baldan menegaskan bahwa dirinya tidak menginginkan Golkar menjadi partai kenangan.

"Saya tak menginginkan Golkar ke depan tinggal partai kenangan," katanya saat dihubungi melalui telepon selularnya, Senin.

Karena itu, kata kader muda Golkar ini, Ketum Partai Golkar ke depan harus bisa membawa manfaat partai tersebut bagi bangsa dan bukan sekadar menempel pada kekuasaan.

"Ketum Golkar ke depan harus bisa membawa manfaat partai bagi bangsa dan bukan hanya sekadar ingin melekat pada kekuasaan," tambahnya.

Lebih jauh, kata Ferry, setelah kekalahan di Pemilu 2004, Golkar memerlukan regenerasi kepemimpinan. "Kita tidak mempersoalkan tua dan muda, artinya siapa saja boleh memimpin partai asalkan punya kemampuan."

Yang terpenting, lanjutnya, siapa pun yang terpilih nanti harus melakukan regenerasi kepemimpinan dengan merekrut 70 persen kader muda di bawah 50 tahun dalam kepengurusannya.

"Komposisi inilah yang bisa membawa kembalinya dukungan masyarakat sebanyak-banyaknya di Pemilu 2014," katanya.

Mantan Ketua Pansus RUU Pemilu ini berjanji jika terpilih, akan mengoptimalkan peran kader Golkar yang menjadi kepala daerah dengan mengenalkan pada masyarakat tentang apa saja manfaat yang sudah diberikan oleh kader tersebut untuk kemajuan daerah yang dipimpinnya.

Selain itu, kata Ferry, Golkar perlu lebih terbuka ke depan dengan tidak hanya sebatas ideologi tetapi sudah melakukan dukungan politik. "Pengembangan prestasi politik pada Munas 2014 dan kegiatan partai lainnya harus melibatkan pengurus, khususnya di daerah sehingga mereka makin terpacu untuk berprestasi," katanya.

Dia mengimbau peserta Munas bisa sepaham dengan idenya dalam perjuangan partai ke depan.

"Yang jelas saya tidak pesimistis dengan pencalonan ini. Saya siap kalah dan siap menang, begitu juga saya harap dengan kandidat lainnya. Termasuk jangan sampai ada kandidat yang melakukan black campaign karena kita takutnya nanti disebut sebagai dalang black campaign dalam panggung politik selama ini," katanya.

Menyinggung soal kompetitor seperti Ical, Surya Paloh, Tommy dan Yudhi Chrisnandi dalam Munas di Riau nanti, Ferry menganggap tidak ada lawan yang berat. Termasuk pada Ical, SP dan Tommy yang dinilai sangat berpeluang karena memiliki finansial yang cukup kuat.

"Semua calon sama saja, tidak ada yang kuat dan tidak ada yang lemah. Siapa pun calon itu bukan dianggap lawan tetapi hanya sebatas kompetitor saja," katanya.

Yang jelas, lanjut Ferry, kalau ada dukungan pada calon yang kuat finansialnya, silakan saja. "Tetapi saya yakin ada kesadaran dari peserta Munas nanti untuk melakukan perubahan dalam menyelamatkan partai," katanya.

Ferry mengatakan menghormati dukungan Akbar dan menolak adanya upaya penjegalan terhadap Tommy. "Dalam sebuah demokrasi dalam sebuah pemilihan adalah hak seseorang untuk menentukan dukungan dan pilihannya. Berbeda dukungan bukan berarti permusuhan," katanya.

Soal persyaratan Munas, tambahnya, hingga saat ini belum ada syarat administratif dan syarat lainnya untuk mengganjal seseorang.

"Lagi pula Tommy selama ini sebagai Ketua Dewan Pemuda Panca Marga (PPM) yang merupakan sayap atau ormas Golkar," katanya.
(*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009