Jakarta, (ANTARA News) - Plt Menko Perekonomian/Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyatakan defisit RAPBN 2010 tidak akan mengalami perubahan meski pertumbuhan ekonomi akan mengalami kenaikan.

"Defisit RAPBN 2010 sampai sekarang tidak ada perubahan," kata Menkeu di Gedung Utama Departemen Keuangan Jakarta, Senin.

RAPBN 2010 menetapkan defisit sebesar 1,6 persen dari produk domestik bruto (PDB) atau nominalnya Rp98 triliun.

Menkeu juga menyebutkan bahwa rencana pembiayaan terhadap defisit itu akan tetap sama dengan usulan awalnya.

"Sama, tidak ada perubahan," katanya.

Menkeu mengakui bahwa dengan adanya kenaikan pertumbuhan ekonomi dalam RAPBN 2010 dari 5,0 menjadi 5,5 persen maka akan ada peningkatan penerimaan negara.

"Penerimaan negara dari pajak penghasilan (PPh) pasti naik, pajak pertambahan nilai (PPN) juga pasti naik, lalu PPh Migas karena asumsi harga minyak juga naik," katanya.

Ia menyebutkan, dengan kenaikan asumsi harga minyak dari 60 menjadi 65 dolar AS per barel maka penerimaan PPh Migas juga akan naik.

"Pembahasan sampai sekarang seperti itu, kalau itu diterima maka akan berimplikasi kepada PPh,PPh non migas, PPh migas, dan PPN.

Sebelumnya RAPBN 2010 menetapkan pertumbuhan ekonomi 2010 sebesar 5,0 persen. Pertumbuhan itu akan bersumber dari konsumsi masyarakat 5,1 persen, konsumsi pemerintah 6 persen, investasi 8,5 persen, dan ekspor-impor masing-masing 4,1 dan 6,9 persen.

Pemerintah akan terus berupaya melakukan berbagai langkah untuk meningkatkan target pertumbuhan ekonomi seperti mendorong pertumbuhan konsumsi masyarakat dan pemerintah dan mendorong realisasi penyerapan anggaran.

Untuk meningkatkan pertumbuhan investasi akan diperbaiki iklim investasi, pemulihan ekspansi kredit perbankan, dan percepatan pembangunan infrastruktur. Program stimulus fiskal juga akan dilanjutkan pada 2010 untuk menjaga momentum pemulihan perusahaan.(*)

Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009