Singapura, (ANTARA News) - Harga minyak di perdagangan Asia Senin, turun karena investor menunggu data yang dijadwalkan keluar pekan ini, di mana mereka berharap akan menunjukkan suatu pemulihan ekonomi berlangsung di Amerika Serikat dan negara-negara terkemuka lainnya.

Kontrak utama New York, untuk minyak mentah jenis light sweet pengiriman Oktober turun 11 sen menjadi 72,63 dolar per barel, demikian dikutip dari AFP.

Sementara untuk minyak mentah jenis Brent North Sea juga pengapalan Oktober turun 23 sen pada posisi 72,56 dolar per barel.

"Masyarakat masih menunggu informasi lanjutan seputar keseimbangan pasokan dan permintaan," kata Ben Westmore, ekonom energi dan mineral pada Natioan Australia Bank di Melbourne.

Minyak mentah naik pekan lalu, dipicu oleh data ekonomi positif bahwa ekonomi global keluar dari resesi, di mana nampaknya sebagai suatu dukungan terhadap menguatnya permintaan minyak.

Di Amerika Serikat, konsumen energi terbesar dunia, data resmi menunjukkan bahwa pengeluaran naik untuk bulan ke tiga berturut-turut, terutama dikarenakan untuk bantuan federal.

Di eropa, indikator sentimen ekonomi Komisi Eropa untuk 16 negara zona Eropa naik untuk bulan ke lima berturut-turut pada Agustus.

Untuk pekan ini, para investor akan melihat suatu survei manufaktur Amerika Serikat yang dijadwalkan keluar pada Selasa disusul oleh data lain akhir pekan ini termasuk pengeluaran untuk konstruksi dan tenaga kerja, kata bank DBS Singapura.

Para analis dari DBS memperkirakan bahwa laporan tenaga kerja Amerika Serikat menunjukkan kehilangan pekerjaan lagi sekitar 230.000 pada Agustus tetapi nampaknya angka tersebut membaik pada bulan-bulan tersebut sebelum pemulihan ekonomi terbesar dunia itu dari resesi.

Harga minyak mentah pekan lalu sempat mencapai 75 dolar per barel untuk pertama kalinya dalam 10 bulan pada Selasa lalu sebelum turun tajam. Pada Kamis harga sempat merosot hingga di bawah 70 dolar, kemudian kembali menguat.(*)

Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009