Lee, yang merupakan pemegang gelar juara kelas atom di One Championship, berkata ia berharap dapat membantu Kimura.
Kimura wafat karena diduga melakukan bunuh diri. Wafatnya pegulat putri itu memicu tuntutan agar pemerintah Jepang mengambil tindakan lebih keras terhadap perundungan siber.
Baca juga: Kematian mendadak Hana Kimura "Terrace House" kejutkan Jepang
Baca juga: Hana Kimura meninggal, Netflix tunda episode baru "Terrace House"
"Berada di mata publik secara konstan akan memberikan tekanan yang sangat besar kepada siapapun," tulis Lee melalui akun Instagram resminya.
"Sekarang tambahkan dengan penghakiman dari orang-orang, kritik, komentar-komentar bodoh, komentar-komentar penuh kebencian... Itu cukup untuk mendorong siapapun melewati batasnya," tambahnya.
Lee, yang memiliki darah Korea Selatan, memperingatkan bahwa kata-kata kasar dapat menghancurkan hidup orang lain, dan mengatakan bahwa semua orang harus berhati-hati saat mengunggah komentar di dunia maya.
"Saya tidak paham mengapa orang-orang merasa perlu menyebarkan hal negatif dan mendoakan yang buruk bagi orang lain, yang tidak pernah mereka temui."
"Kata-kata Anda dapat mengangkat dan menyembuhkan seseorang, namun itu juga dapat menjatuhkan dan merusak seseorang. Mohon, berpikirlah dua kali sebelum berbicara. Hal itu dapat menyelamatkan nyawa seseorang," pungkasnya.
Unggahan terakhir Kimura di Instagram adalah foto dirinya bersama seekor kucing, dengan tulisan "Saya mencintai kamu, hiduplah panjang umur dengan bahagia. Saya minta maaf."
Di Korea Selatan, perundungan siber menarik perhatian banyak pihak pada tahun lalu ketika dua bintang K-Pop melakukan bunuh diri setelah dirundung di dunia maya.
Baca juga: Pandemi corona tak pengaruhi ONE Championship lebarkan sayap
Baca juga: ONE Championship untuk pertama kalinya rilis peringkat petarung
Pewarta: A Rauf Andar Adipati
Editor: Teguh Handoko
Copyright © ANTARA 2020