Quetta, Pakistan, (ANTARA News) - Ledakan bom Minggu malam di kota Chaman di Pakistan barat-dekat perbatasan Afghanistan telah membakar beberapa trUk yang berisi bahan persediaan untuk pasukan NATO di Afghanistan, kata polisi.

Bom itu ditempatkan di bawah sebuah mobil tangki yang membawa bahan bakar untuk tentara NATO, yang memicu kebakaran dan dengan cepat menelan lebih dari 12 kendaraan, jelas polisi Chaman Sardar Hasan Musakhel, demikian dikutip dari AFP.

"Sekarang, sulit untuk menyebutkan jumlah tepatnya kendaraan yang rusak akibat kebakaran itu karena upaya sedang berlangsung untuk memadamkan kebakaran tersebut," ujar Musakhel, yang menambahkan bahwa belum ada laporan mengenai korban manusia.

Chaman adalah satu dari dua tempat perlintasan bagi pasokan untuk pasukan asing pimpinan-NATO dan AS yang memerangi gerilyawan di Afghanistan.

Musakhel mengatakan bahwa ratusan truk, banyak yang dimuati dengan persediaan NATO, telah menunggu di sisi perbatasan Pakistan pada dua hari terakhir karena perselisihan dengan para pejabat pajak yang berhubungan dengan pemeriksaan barang.

Ia menambahkan bahwa tidak ada orang yang telah menyatakan bertanggung-jawab atas insiden di Chaman, saah satu kota penting di provinsi Baluchistan, yang kaya akan minyak dan gas dan berbatasan dengan Iran dan Afghanistan.

Seorang jurubicara paramiliter Korps Perbatasan, Murtaza Baig, mengkonfirmasi insiden itu.

Ratusan orang telah tewas sejak gerilyawan Baluchistan muncul pada 2004 guna meminta otonomi politik dan bagian lebih besar dari keuntungan dari sumber alam wilayah itu.

Pakistan telah dihantam oleh serangkaian ledakan bom terkait-Taliban, ketika kekhawatiran meningkat bahwa gerilyawan sulit menuntut balas atas serangan militer terhadap mereka di tiga distrik Pakistan baratlaut.

Bagian terbesar dari pasokan dan peralatan yang diminta oleh tentara asing di seberang perbatasan adalah diangkut melalui daerah suku Khyber di Pakistan baratlaut, tempat gerilyawan Taliban telah melakukan serangkaian serangan terhadap truk.(*)

Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009