Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mesti tegas memutuskan pembelian 14 persen saham PT Newmont Nusa Tenggara senilai 493,6 juta dolar Amerika Serikat kepada tiga pemerintah daerah di Nusa Tenggara Barat, demikian pengamat kebijakan publik dari Universitas Gajahmada, Ichsanuddin Noorsyi di Jakarta, Minggu.


"Presiden harus segera mengambil sikap," katanya seraya menyakan Presiden Yudhoyono mesti melihat keuntungan maksimal bagi negara dalam pembelian saham divestasi Newmont itu.

Menurut Ichsan, negara akan mendapat keuntungan maksimal jika pemerintah daerah Nusa Tenggara Barat mengelola sendiri sumber daya alamnya.

"Saham Newmont pada hakikatnya hak pemerintah daerah seperti halnya Blok Cepu. Logikanya adalah kepemilikan tergantung pada letak tanahnya," katanya.

Ia melanjutkan, pemerintah pusat mesti berpikir jernih dan adil serta memiliki niat memberdayakan daerah.

Kalau saham Newmont diberikan ke pemerintah daerah, maka tingkat keamanan kegiatan tambang lebih terjamin dan daerah menikmati kekayaannya sendiri melalui belanja daerah.

Ichsanuddin mengatakan, jika ada pihak, seperti, PT Aneka Tambang Tbk, yang membeli saham Newmont, maka bisa melalui saham badan usaha daerah yang telah dibentuk sehingga daerah tetap memperoleh keuntungan.

"Jadi, Antam tidak membeli langsung saham Newmont, namun membeli saham badan usaha milik daerah yang memiliki 14 persen saham Newmont," katanya.

Pada saat ini, tiga pemerintah daerah di Nusa Tenggara Barat, yakni propinsi Nusa Tenggara Barat, Kabupaten Sumbawa Barat, dan Kabupaten Sumbawa, telah membentuk konsorsium badan usaha daerah, PT Daerah Maju Bersaing.

Selanjutnya, perusahaan itu bekerja sama dengan PT Multicapital Indonesia, anak usaha Grup Bakrie, mendirikan perusahaan patungan PT Multi Daerah Bersaing. Perusahaan tersebut akan mengelola 10 persen saham Newmont.

Ichsan menilai, tambang Batu Hijau di Sumbawa Barat, yang kini dikelola Newmont memang merupakan tambang tembaga dan emas, yang bermasa depan sehingga tak heran peminat saham divestasi Newmont tersebut cukup banyak.

"Ada tarik-menarik, termasuk antarmenteri. Ini membuat Presiden diam," jelas Ichsan. (*)

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009