Ambon (ANTARA News) - Dinas Perhubungan masih menyelidiki penyebab terjadinya kecelakaan pesawat Cassa seri 200 nomor 812 milik TNI-AL di Bandara Rar Gwamar Dobo, Kabupaten Kepulauan Aru, Sabtu siang pukul 11:56 WIT.

"Kami masih menyelidiki penyebab kecelakaan Cassa milik TNI-AL yang mendarat dengan badan pesawat akibat kedua roda belakangnya terlepas," kata Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Kepulauan Aru, Fredy Anggrek yang dikonfirmasi ANTARA dari Ambon, Sabtu malam.

Menurut dia, sejauh ini belum diketahui apakah kecelakaan itu disebabkan faktor kelalaian manusia atau akibat lain, tapi faktanya kedua roda belakang pesawat terlepas dan diduga karena membentur beton pembatas antara landasan lama dengan landasan baru.

Dia mengatakan bandara Rar Gwamar saat ini sedang dalam proses pengerjaan perpanjangan landasan pacu (run way) dari 800 meter menjadi 1,1 kilometer dengan lebar 23 meter.

Peristiwa ini tidak sempat menimbulkan korban jiwa meskipun pesawatnya mendarat dengan bodi dan menimbulkan percikan api tapi tidak berakibat buruk seperti menimbulkan kebakaran dan ledakan.

Dinas Perhubungan bersama pihak terkait kemudian melakukan evakuasi badan pesawat dengan menyewa traktor untuk menariknya keluar dari areal bandara sehingga pesawat Merpati jenis Cassa dari Ambon-Tual-Dobo mendarat sekitar pukul 17:00 WIT.

Pesawat casa seri 200 milik TNI-AL yang mengangkut 16 penumpang ditambah dua kru pesawat itu, terbang dari Ambon sekitar pukul 07:00 WIT menuju Bandara Dumatubun Langggur, Kabupaten Maluku Tenggara dengan menempuh perjalan selama dua jam.

Kemudian penerbangan dilanjutkan dari Tual ke Dobo yang hanya membutuhkan waktu selama 40 menit.

Peristiwa patah roda pesawat di bandara Dobo itu, juga pernah terjadi antara dalapan atau sembilan bulan lalu namun tidak ada korban jiwa.

"Sebelumnya sebuah pesawat komersial milik perusahaan penerbangan Merpati Air Lines jenis Cassa 212 juga mengalami nasib serupa. Saat mendarat di bandara Rar Gwamar, secara tiba-tiba terjadi tiupan angin `Skuol` secara mendadak," katanya.

Tiupan angin skuol ini memiliki kecepatan 22 km per jam sehingga bisa mengangkat dan membanting pesawat, menyebabkan roda kanan pesawat Merpati saat itu patah.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009