Siapa pun orangnya yang menentang Pancasila akan berlawanan dengan kami

Kupang (ANTARA) - Gerakan Pemuda (GP) Ansor wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) menyatakan bahwa Pancasila adalah ideologi bangsa Indonesia yang tak ada satu orang pun yang mengganggu atau pun menggantinya.

"Saya mau katakan bahwa Pancasila ini adalah ideologi bangsa, dan tak ada satu orang pun di negara ini yang boleh mengkhianati ideologi bangsa ini," kata Ketua Pimpinan Wilayah GP Ansor NTT Ajhar Jowa, di Kupang, Senin, berkaitan dengan peringatan Hari Lahir Pancasila hari ini dirayakan oleh masyarakat di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) ini.

Ajhar mengatakan bahwa sebagai provinsi yang menjadi cikal bakal lahirnya Pancasila, hendaknya selalu menjaga ideologi ini agar tetap terjaga, terawat dan tidak dicabik-cabik oleh orang-orang tak bertanggung jawab.

"Kita warga NTT dalam sejarah bangsa ini mempunyai riwayat tentang cikal bakal lahirnya Pancasila. Oleh karena itu hendaknya kita menjaganya agar ideologi ini tak tergantikan dengan ideologi lainnya yang dapat memecah belah bangsa," ujar dia.
Baca juga: Ahmad Basarah sebut Pancasila dan gotong royong modal hadapi COVID-19


Menurut dia, generasi muda mempunyai peranan yang sangat penting dalam menjaga ideologi bangsa ini, karena kaum muda yang mempunyai tanggung jawab menjaga bangsa dan negara ini.

Ia menilai bahwa di NTT semua elemen mempunyai tujuan yang sama mencegah masuknya ideologi lain, apalagi ideologi khilafah dari organisasi HTI yang sudah dibubarkan oleh pemerintah.

GP Ansor NTT menegaskan bahwa siapa pun yang mencoba menentang ideologi Pancasila, akan berhadapan langsung dengan GP Ansor, apalagi jika terjadi di NTT.

"Siapa pun orangnya yang menentang Pancasila akan berlawanan dengan kami," ujarnya menegaskan.

Ia pun berharap walaupun pandangan berbeda, atau pun pendapat berbeda, hendaknya Pancasila selalu menjadi penyatu, sehingga kerukunan dan toleransi tetap ada di provinsi berbasis kepulauan ini.
Baca juga: FPAN ajak aktualisasikan nilai-nilai Pancasila hadapi pandemi COVID-19

Pewarta: Kornelis Kaha
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2020