Surabaya (ANTARA News) - Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Din Syamsuddin, dalam Kajian Ramadhan PW Muhammadiyah di Asrama Haji Sukolilo, Surabaya, Sabtu, menilai terorisme bukan semata menyangkut aspek ideologi.

"Terorisme bukan semata-mata ideologi, tapi juga kesenjangan dan ketidakadilan," katanya.

Orang nomer satu di Muhammadiyah periode 2005-2010 itu menyatakan Muhamadiyah sudah menghadapinya dengan menyebarkan paham keagamaan yang moderat dengan mengutamakan prinsip rahmatan lil alamin dan kasih sayang.

"Karena itu, kalau pemerintah juga ingin memotong pertumbuhannya, maka pemerintah harus memotong akar terorisme dari aspek keadilan dan kesenjangan. Jangan melakukan tindakan kontraproduktif seperti pengawasan dakwah yang justru menimbulkan ketegangan baru," katanya.

Menurut Presiden Asian Conference of Religions for Peace (ACRP) itu, penanganan tersangka terorisme juga perlu diusahakan tidak sampai melanggar HAM.

"Misalnya, kasus penggerebekan di Temanggung itu seharusnya dengan data yang akurat dan mungkin perlu pendekatan dengan gas air mata, jangan langsung dengan ribuan peluru," katanya.

Presiden Kehormatan dari World Conference of Religions for Peace (WCRP) itu juga meminta pemerintah tidak menggeneralisasi lembaga keagamaan memiliki kaitan dengan terorisme.

"Jangan menegakkan hukum dengan melanggar hukum, sehingga ada Pesantren Muhammadiyah yang diperlakukan seperti sarang teroris. Kalau memang menyangkut Muhammadiyah, pemerintah perlu mengajak pimpinan Muhammadiyah bekerja sama melakukan penyelidikan," katanya.

Alumni IAIN Jakarta dan University of California at Los Angeles (UCLA) itu memastikan bahwa pemikiran radikal tidak laku di Muhammadiyah.

"Kalau ada orang luar atau orang dalam yang berusaha menyusupkan pemikiran radikal ke dalam Muhammadiyah, ya pasti akan tersingkir dengan sendirinya, karena habitat Muhammadiyah itu sudah kuat," katanya. (*)

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009