Jakarta (ANTARA News) - Dalam pidatonya pada workshop negara-negara peserta "bidding" di markas FIFA, Zurich, Presiden FIFA Joseph Sepp Blatter memuji Indonesia setelah mencalonkan diri sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022.

Blatter bahkan menyebutIndonesia sebagai contoh negara yang paling serius dalam pencalonan tuan rumah event sepakbola akbar dunia ini.

"Mempersiapkan Piala Dunia yang masih lama berlangsung, Indonesia bisa jadi contoh. Sebuah negara yang besar memiliki 230 juta penduduk dan fanatik terhadap sepakbola, serius mempersiapkan diri menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022. Ini sungguh fantastis," kata Blatter seperti ditirukan Hamka B Kadi di Jakarta, Sabtu.

Deputi Sekjen Bidang Organisasi, Hukum dan Kelembagaan, PSSI ini turut serta dalam workshop tersebut untuk mencermati bidang administrasi, bersama Sjarif Bastaman (legal), Joko Driyono (manajemen pertandingan) dan Syauki Suratno (marketing).

Dalam wokshop tersebut dibahas mengenai aspek marketing, legal, Corporate Social Responsibility (CSR), youth development, media, kompetisi dan akomodasi.

Hal positif lain yang disampaikan FIFA adalah Indonesia dinyatakan sebagai satu-satunya dari 11 negara peserta "bidding" yang paling intensif berkomunikasi dengan FIFA selama hampir 8 bulan proses bidding.

Dokumen-dokumen yang diminta FIFA juga selalu dipenuhi oleh Indonesia sesuai jadwal yang ditetapkan.

Hamka juga menjelaskan, Sepp Blatter sempat menerima delegasi Indonesia untuk bertemu di ruangannya, padahal pertemuan itu terjadi tak direncanakan.

Kepada Blatter, delegasi Indonesia menyampaikan keseriusan menjadi tuan rumah Piala Konfederasi 2021 dan Piala Dunia 2022.

"Sepp Blatter memperlihatkan sikap yang antusias terhadap upaya-upaya PSSI memenangkan Indonesia dalam proses bidding," ujar Hamka.

Indonesia harus bersaing dengan 11 negara lain dalam pencalonan tuan rumah Piala Dunia 2018 dan 2022. Diantaranya adalah Inggris, Amerika Serikat, Meksiko, Australia, Jepang, Korea Selatan, dan Qatar. (*)

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009