Jakarta (ANTARA News) - PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) menyatakan tidak berminat membeli gas dari kilang Donggi-Senoro karena harga gas di mulut sumur dinilai mahal sebesar 6,16 dolar AS per meter kubik british thermal unit (MMBTU).
"Terlalu mahal, sehingga kami belum mempertimbangkan untuk membeli," kata Dirut PGN, Hendi P Santoso, usai acara Berbuka Puasa Direksi BUMN" di Gedung Bank Mandiri, Jakarta, Jumat.
"Jika dibawa ke Pulau Jawa harganya bisa menjadi 12-13 dolar AS per meter kubik. Ini artinya sama dengan harga solar," tegasnya.
Diketahui, dua calon pembeli gas Senoro yang berlokasi di Sulawesi Tengah itu yaitu Kansai Electric dan Chubu.
Belakangan Kansai menarik diri sehingga praktis pembeli dari luar negeri tinggal Chubu.
Namun dua calon konsumen dalam negeri yakni PT PLN, dan PGN Tbk, dan sejumlah pabrik pupuk menyatakan minat untuk membeli gas Senoro.
Akan tetapi, Hendi berpendapat, harga yang ditawarkan Senoro masih tinggi, sehingga pihaknya akan kesulitan menjual gas tersebut kepada calon pelanggan.
Hendi pun membandingkan, harga jual gas yang dijual PGN saat ini hanya 5,6 dolar AS per meter kubik.(*)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009
Waktu PT. LNG Donggi-Senoro mau menjual ke Jepang senilai 6,16USD/MMBTU menurut Wapres dan berbagai LSM dikatakan terlalu murah dan merugikan negara. Disuruh jual ke PLN dan PGN saja.
Skrg setelah pembeli dari Jepang mundur krn tidak ada kepastian dari Presiden. Calon pembeli lokal yang diharapkan, yakni PLN dan PGN mengatakan harga jual 6,16USD tsb terlalu mahal. Minta dijual dibawah harga 5,6USD Franko Jawa.
Ckckckckc.