Kathmandu (ANTARA News/Reuters) - Sebuah bom meledak persis di luar rumah wakil presiden Nepal di sebuah daerah pinggiran kota Kathmandu, Jumat, melukai satu orang, kata polisi.

Wakil Presiden Paramananda Jha, yang berada di rumah pada waktu itu, tidak terluka, jelas keluarganya.

"Itu adalah bahan peledak yang besar di luar rumah tersebut tapi tidak ada orang dari keluarga itu yang terluka," ujar Jyoti Jha, seorang pembantu wapres.

Polisi mengatakan tidak jelas siapa yang menempatkan bahan peledak itu.

Jha, seorang anggota masyarakat etnik minoritas Madheshi yang mendominasi dataran selatan Nepal, telah dalam berita sejak ia dilantik tahun lalu dalam bahasa Hindi ketimbang bahasa Nepal, yang memicu protes kemarahan.

Seorang penjaga keamanan terluka dalam ledakan yang sama di rumahnya tahun lalu.

Pekan lalu mahkamah agung memutuskan bahwa "keabsahan wakil presiden tidak akan diakui" jika Jha gagal diambil sumpahnya kembali dengan menggunakan bahasa Nepal dalam tujuh hari.

Partai-partai politik yang bermarkas di dataran selatan negara Himalaya itu menyebut keputusan tersebut sebagai "berprasangka" dan mengatakan wakil presiden tidak perlu mengangkat sumpah lagi.

Partai-partai Madeshi menopang koalisi yang berkuasa. Hindi bukan bahasa resmi tapi secara luas digunakan untuk bercakap-cakap sehari-hari di dataran bagian selatan negara itu.

Perdana Menteri Madhav Kumar Nepal telah mendesak Jha untuk mengangkat sumpah dalam bahasa Nepal dan menghormati putusan pengadilan.

Perselisihan tersebut telah menjadi masalah yang memusingkan bagi pemerintah yang dibentuk setelah bekas pemberontak Maois mundur di tengah percekcokan mengenai pemecatan pemimpin militer negara itu.

Jha terpilih sebagai wakil presiden pertama Nepal tahun lalu setelah negara Himalaya itu menghapuskan monarki dan menjadi republik.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009