PM Sanchez melalui pertemuan virtual menyampaikan ke para kepala daerah bahwa langkahnya itu akan jadi karantina wilayah terakhir yang diberlakukan di Spanyol mengingat jumlah pasien positif telah turun drastis.
Korban jiwa akibat COVID-19 di Spanyol bertambah empat orang, Sabtu (30/5), sehingga totalnya jadi 27.125 jiwa, kata Kementerian Kesehatan. Angka itu menunjukkan korban jiwa harian di Spanyol turun tajam, khususnya setelah pemerintah berhasil menanggulangi dampak pandemi.
Sementara itu, jumlah pasien positif bertambah 271 orang dalam 24 jam terakhir, sehingga totalnya sebanyak 239.228 orang per Sabtu.
Spanyol menetapkan status darurat pada 14 Maret, menyebabkan warga hanya dapat ke luar rumah untuk membeli makanan, berobat, dan bekerja apabila mereka tidak dapat melakukannya dari rumah.
Baca juga: Perdana Menteri Spanyol umumkan liga dapat dilanjutkan 8 Juni
Baca juga: Spanyol terbuka kembali bagi turis mulai Juli
Anak-anak mulanya diwajibkan tetap dalam rumah sepanjang hari.
Namun saat ini, pemerintah mulai melonggarkan aturan pembatasan secara bertahap.
Meskipun perpanjangan karantina terakhir kali mendapat perlawanan dari partai sayap kanan dan unjuk rasa masyarakat, Sanchez justru bekerja sama dengan partai separatis Katalan, Esquerra Republicana de Catalunya (ERC).
Kerja sama itu diyakini menjamin mengamankan rencananya saat sidang di parlemen.
ERC, yang dipimpin oleh 13 deputi, pada Sabtu, membenarkan pihaknya akan abstain saat pemungutan suara berlangsung, kata seorang anggota partai senior. Dengan demikian, pemerintah yang berkoalisi dengan partai sayap kiri dapat mengesahkan usulan perpanjangan masa karantina.
Lewat pernyataan tertulisnya, ERC memutuskan abstain "karena perpanjangan itu akan jadi yang terakhir selama masa darurat berlangsung".
Sumber: Reuters
Baca juga: Klub-klub Liga Spanyol diizinkan berlatih penuh mulai Senin
Baca juga: Spanyol perlahan terima turis
Penerjemah: Genta Tenri Mawangi
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2020