Jakarta (ANTARA News) - Petenis putra Indonesia, Christopher Rungkat, melanjutkan upayanya untuk mengukir prestasi lebih baik di Turnamen Future 3 Thailand yang akan berlangsung mulai 31 Agustus di Thailand.
Petenis kelahiran Jakarta, 14 Januari 1990 ini harus mengawali kiprahnya melalui babak kualifikasi karena 18 peserta yang terdaftar di babak utama memiliki ranking kisaran 335-776 dunia.
Sementara dua petenis Indonesia lainnya Sunu Wahyu Trijati dan I Ketut Nesa Arta terdaftar sebagai pemain "alternate" yang hanya bisa berharap melalui "lucky looser" babak kualifikasi akibat persaingan sangat ketat dan mereka tak memiliki peringkat.
Pada seri Future 2 Thailand Christo terhenti di babak kedua. Sedangkan Sunu Wahyu langsung kandas di babak pertama.
Mantan pelatihnya Deddy Prasetyo mengatakan, keikutsertaan Christo atau petenis lainnya dalam turnamen setingkat ini sangat bermanfaat untuk memperkaya jam terbang mereka sebagai pembinaan.
Tetapi Deddy menyoroti hasil-hasil yang dicapai bekas anak didiknya itu sebagai pencapaian yang harus dievaluasi secara menyeluruh.
"Seorang petenis berusia 16 tahun ke atas membutuhkan sedikitnya 80 pertandingan (matches) dan maksimal 100 pertandingan dalam setahun. Jika tidak, maka sasaran peningkatan prestasi akan sulit dicapai," ujar Deddy Prasetyo, Jumat.
Deddy memaparkan catatan perbandingan menang-kalah dalam keikutsertaan seorang petenis dalam seri-seri sirkuit rationya harus 2:1, dalam arti dua kali menang dan sekali kalah sebagai tolok ukur peningkatan.
"Kalau kurang dari itu maka prestasinya bisa dianggap gagal dan harus dilakukan evaluasi oleh petenis sendiri. Ratio antara pertandingan dan jumlah istirahatnya pun harus dianalisa. Demikian pula adaptasinya dengan sebuah turnamen," ujarnya.
Christopher Rungkat merupakan salah satu petenis berbakat di Tanah Air. Ia merupakan sosok multi keturunan dimana ayahnya Michael Alexander Fritz Rungkat adalah seorang berdarah Belanda-Indonesia, sedangkan ibunya Elfia Mirlianti berdarah Kamboja-Indonesia.
Christo pernah memperkuat tim Indonesia di ajang Piala Davis. Ia pernah juara ganda putra Turnamen Grand Slam Prancis Terbuka Junior 2008 bersama Henri Kontinen asal Finlandia. Ia adalah petenis kedua Indonesia yang mampu merengkuh gelar di turnamen Grand Slam setelah petenis putri Angelique Widjaja.
(*)
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009