Jakarta (ANTARA) - Google dilaporkan membatalkan tawaran kerja ke lebih dari 2.000 pekerja kontrak demi mengurangi pengeluaran karena pendapatan iklan yang merosot di tengah pandemi.
Menurut laporan The New York Times, Minggu, Chief Financial Office Google Ruth Porat, bulan lalu mengatakan bahwa perusahaan akan memperlambat laju perekrutan tahun ini "mengingat bahwa kita dihadapkan dengan krisis global dengan durasi yang tidak pasti."
Sebanyak 2.000 posisi kontrak itu berasal dari seluruh dunia, dan mereka mewakili sebagian kecil dari tenaga kerja di Google.
Perusahaan teknologi itu dilaporkan memiliki lebih dari 130.000 pekerja kontrak melebihi 123.000 karyawan tetap.
Baca juga: Aplikasi Pesan Google akan dapatkan enkripsi ujung ke ujung
Baca juga: Bos Google ingin kerjasama dengan Apple di proyek lain
Pandemi telah menyebabkan pelambatan di pasar perikalan, di mana Google menghasilkan sebagian besar uangnya. Pendapatan dari iklan masih naik dari tahun ke tahun untuk kuartal pertama Google, namun pertumbuhannya melambat.
Tawaran kerja yang dibatalkan ini menambah jumlah orang-orang yang sekarang kehilangan pekerjaan. Times melaporkan bahwa beberapa orang meninggalkan posisi karyawan tetap untuk menerima pekerjaan kontrak dari Google. Karena mereka meninggalkan posisi mereka secara sukarela, mereka kemungkinan tidak mendapat tunjangan.
"Seperti yang telah kami umumkan, kami memperlambat laju perekrutan dan investasi kami, dan sebagai hasilnya tidak merekrut banyak orang baru -- pekerja penuh waktu dan sementara -- seperti yang kami rencanakan pada awal tahun," kata juru bicara Google kepada Times.
Baca juga: Google Voice kini tersedia di Gmail untuk pengguna G Suite
Baca juga: Google tunda rilis Android 11 Beta karena rusuh di Minneapolis
Baca juga: Peluncuran Android 11 Beta disiarkan langsung pekan depan
Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2020