Jakarta, (ANTARA News) - Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Darmin Nasution mengatakan, nilai tukar rupiah saat ini yang masih melemah di atas Rp10.000 karena adanya permintaan dolar pembayaran utang swasta yang telah jatuh tempo.

"Sebetulnya secara umum mestinya dolar Amerika (AS) tidak menguat, tetapi pembayarn utang terutama swasta agak lebih besar. Utang keluar yang jatuh tempo swasta kita," katanya di Jakarta seusai sholat Jumat.

Sementara itu, Rupiah setelah sebelumnya mampu menguat hingga Rp9.980 kini telah kembali lagi menembus angka Rp10.000.

Dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, menembus Rp10.000 pada Selasa sore (25/8) mencapai Rp10.020-Rp10.035 per dolar atau melemah 35 poin, karena pelaku pasar masih aktif membeli dolar.

Meski Jumat pagi, kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta menguat 20 poin karena aksi lepas dolar, namun posisi mata uang lokal itu masih di atas angka Rp10.000 per dolar.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar naik 20 poin menjadi Rp10.120-Rp10.135 per dolar dibanding penutupan hari sebelumnya Rp10.140-Rp10.155 per dolar.(*)

Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009