Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Achmad Faisal di atas kapal tanker elpiji (very large gas carrier/VLGC) Mill House berkapasitas 45.000 metrik ton di Teluk Semangka, Lampung, Jumat, mengatakan, tambahan impor tersebut untuk menjaga stok elpiji dalam kondisi aman sekitar 20 hari.
"Tambahan impor elpiji 20.000 metrik ton akan masuk sekitar 17-18 September 2009," katanya.
Kapal VLGC tersebut merupakan kapal tanker yang disewa Pertamina dan difungsikan sebagai fasilitas penimbunan elpiji terapung di laut (floating storage offloading/FSO).
Menurut Faisal, posisi stok elpiji yang tersedia pada 27 Agustus 2009 tercatat 182.185 metrik ton atau cukup memenuhi kebutuhan nasional selama 20,3 hari.
Pada awal September 2009, Pertamina juga menambah impor elpiji sebanyak 40.000 metrik ton akibat gangguan yang terjadi di Kilang Balongan, Indramayu Jabar.
Tambahan impor elpiji sebesar 40.000 metrik ton tersebut didatangkan dari salah satu negara di Timur Tengah. "Awal September ini diperkirakan sudah tiba," kata Faisal.
Akibat kerusakan Kilang Balongan, Pertamina juga menambah impor premium sebesar satu juta barel.
Selain menambah impor, guna mengantisipasi kebutuhan elpiji selama masa lebaran, Pertamina menambah dua kapal penampung elpiji di Makassar, mengoperasikan stasiun pengisian bahan bakar elpiji (SPBE) dan agen elpiji selama 24 jam.
Pertamina juga menjamin pasokan bahan bakar minyak (BBM) selama bulan puasa hingga lebaran 2009 dalam kondisi aman.
Upaya yang dilakukan adalah membentuk satuan tugas (Satgas) BBM di seluruh Indonesia guna memantau kondisi stok BBM nasional, optimasi kilang dan impor dan menambah tanker dan tongkang di Sumatera.
Selain itu, menyiagakan SPBU beroperasi penuh 24 jam, menyiapkan kantong BBM di lokasi strategis, menambah armada mobil tangki 10-20 persen dan menyediakan tenda mudik di beberapa lokasi selama H-10 hingga H+10 lebaran. (*)
Pewarta: Luki Satrio
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009