Jakarta, (ANTARA News) - Ketua DPP Partai Demokrat bidang Politik, Anas Urbaningrum, di Jakarta, Jumat, mengatakan, publik tak perlu merespons serius pernyataan salah satu fungsionaris partainya, Mubarok, karena itu hanya kelakar semata.

"Yang pasti, koalisi SBY-Boediono itu dibangun atas dasar kesamaan `platform` dan agenda kerja pemerintahan," katanya lagi untuk lebih memperjelas tanggapannya terhadap pernyataan Mubarok tersebut.

Bagi Partai Demokrat (PD), lanjut Anas Urbaningrum, koalisi itu berbasis pada visi, misi dan agenda aksi yang akan dikerjakan lima tahun yang akan datang.

"Jadi, amat serius, jelas, terang, serta berangkat dari semangat kerjasama dan saling percaya. Kami yakin semuanya (anggota koalisi) solid dan akan berjalan pada rel prinsip-prinsip pemerintahan presidensial," ujarnya.

Sementara itu, menanggapi pernyataan Mubarok lainnya tentang komunikasi dengan PDI Perjuangan, yang bisa saja membuat anggota koalisi lain bertanya-tanya, Anas Urbaningrum mengatakan, PD memang ingin bersahabat dengan partai mana pun.

"Komunikasi dengan PDI Perjuangan adalah hal yang wajar dan lumrah, karena PD memang merasa bersahabat dengan partai mana pun juga," katanya.

Meski pun begitu, menurutnya, komunikasi itu (dengan PDI Perjuangan) sampai sekarang belum menghasilkan kesimpulan.

"Tetapi semangatnya sejalan dengan pemikiran SBY tentang rekonsiliasi pasca kompetisi. Sebab SBY menegaskan, ada saatnya kompetisi, ada waktunya bersatu. Ujungnya adalah dalam konteks kepentingan membangun kebersamaan bagi Indonesia ke depan," ujarnya.

Ia menunjuk pada pidato akseptansi pun SBY sangat menghormati pasangan Megawai-Prabowo dan JK-Wiranto.

"SBY juga menerima silaturrahmi Prabowo. Semuanya adalah keharusan moral untuk menata energi kebersamaan," katanya.

Kembali ke soal koalisi, Anas Urbaningrum menjamin, PD tidak ada agenda menekan partai-partai (anggota koalisi).

"Partai-partai koalisi itu kami yakini juga tidak akan menekan SBY dan PD. Kami membangun kekompakan dengan niat yang baik dan ketulusan," tegasnya.(*)

 

Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009