Jakarta (ANTARA) - Pebulu tangkis andalan sektor ganda putra Indonesia, Hendra Setiawan, mengaku berminat tetap berkutat di dunia tepok bulu ketika harus gantung raket suatu hari nanti.
Bahkan, jika tak cukup berjodoh menjadi pelatih, pria berusia 35 tahun itu mengaku tertarik untuk menjajal bisnis yang masih berkaitan erat dengan dunia bulu tangkis.
Namun, Hendra menegaskan belum punya rencana spesifik soal karier pascapensiun itu, sebab saat ini masih memburu target besar dalam penampilan di Olimpiade Tokyo tahun depan bersama pasangannya, Mohammad Ahsan.
Baca juga: Hendra Setiawan ungkap masa-masa sulit berkarier di bulu tangkis
"Belum ada bayangan. Nanti setelah Olimpiade baru persiapan. Saya juga minat sebenarnya jadi pelatih, tapi nanti saja masih lama," ujar Hendra saat melakukan wawancara virtual bersama PB PBSI lewat Instagram live, Sabtu.
Peraih medali emas Olimpiade 2008 Beijing itu saat ini masih fokus mempersiapkan diri menuju Olimpiade Tokyo yang akan dihelat 23 Juli-8 Agustus tahun depan.
Di tengah pandemi dan jadwal turnamen yang kosong seperti saat ini, ia mengatakan latihan di pelatnas tetap berjalan, meski hanya berlangsung setengah porsi dari kondisi normal.
"Program latihan (dari pelatih) belum ada. Ini kan sementara masih latihan tapi tetap dijaga fisiknya. Nanti sebulan atau dua bulan sebelum pertandingan baru full lagi," tuturnya.
Baca juga: Ahsan/Hendra menilai penundaan Olimpiade Tokyo langkah terbaik
Baca juga: Ahsan ambil sisi positif dari penundaan Olimpiade Tokyo
Hendra Setiawan merupakan salah satu pebulu tangkis senior. Ia bergabung di tim nasional Indonesia sejak 1994 silam. Ia juga sudah dua kali tampil di Olimpiade pada 2008 dan 2016 dengan pasangan berbeda.
Sebelum dipasangkan dengan Mohammad Ahsan, Hendra sudah ditandemkan dengan Markis Kido, rekan yang mendampinginya mencatatkan sederet prestasi bergengsi seperti medali emas Olimpiade 2008 Beijing, Kejuaraan Dunia 2007, serta menduduki posisi pertama ganda putra dunia pada periode September 2007.
Bersama Mohammad Ahsan, sejumlah gelar juga diraih Hendra. Keduanya telah mencatatkan tiga gelar juara dunia (2013, 2015, 2019), dua gelar All England (2014, 2019), juara BWF World Tour Finals 2019, dan juara pada sejumlah turnamen world tour dan super series.
Baca juga: Kejuaraan Dunia Junior 2020 diundur ke Januari 2021
Baca juga: 31 tahun Piala Sudirman, menanti pulangnya trofi "Borobudur"
Baca juga: BWF umumkan aturan baru kualifikasi Olimpiade Tokyo
Pewarta: Shofi Ayudiana
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2020