Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengajak semua pihak untuk menjadikan ajaran Islam sebagai bagian dari usaha untuk menciptakan kedamaian dan keselamatan bagi semua entitas yang ada di alam semesta.
Saat memberikan sambutan dalam acara buka puasa bersama dengan para pejabat negara dan tokoh pers serta duta besar negara sahabat di Istana Negara Jakarta Kamis petang, Presiden Yudhoyono mengatakan sesungguhnya ajaran Islam maupun sabda Rasulullah SAW benar-benar karunia dan jalan menuju keselamatan umatnya, baik dunia maupun akhirat.
"Ajaran agama kita juga menjadi jalan untuk menuju keselamatan dan kelestarian kita. Nilai Islam bersifat universal yang dapat dikontribusikan bagi pembangunan tata dunia yang adil aman dan sejahtera," katanya.
Presiden dalam kesempatan itu mengajak semua pihak untuk dapat memahami hakekat ajaran Islam dengan benar sehingga mampu menempatkan pemahaman atas Islam sebagai rahmat bagi sekalian alam.
Ia menjelaskan dalam perdebatan keilmuan sering kali ada sejumlah hal yang dibahas terkait nilai-nilai keislaman dan implementasinya dalam kehidupan saat ini. Pada kesempatan itu Kepala Negara memberikan contoh lima perdebatan.
Kelima hal itu adalah benarkah nilai Islam bisa universal, apakah Islam bisa bergandengan dengan demokrasi, apakah Islam bisa menerima modernisasi, apakah Islam bisa berkontribusi secara riil bagi keamanan dunia dan apakah peradaban Islam menyumbang bagi peradaban dunia dan seiring dengan peradaban lain.
"Dari lima itu, kita bisa meletakkan secara benar ajaran Islam. Saya punya pandangan bahwa jawaban dari lima pertanyaan itu bisa, benar dan ya. Jawaban yang sama tentu juga akan muncul dari saudara muslim yang betul memahami Islam, saudara kita yang non Islam juga akan memberikan jawaban yang sama," kata Presiden.
Pada kesempatan itu Presiden juga menyatakan ketertarikannya atas studi dari sebuah lembaga survei internasional yang meneliti bagaimana nilai-nilai Islam dipandang oleh penganutnya di lebih dari 30 negara berpenduduk mayoritas muslim.
"Dari lembaga survei di dunia yang melakukan studi selama 7 tahun, sample puluhan ribu di 30 negara penduduk mayoritas islam. kesimpulan dari jawaban dari survei itu ternyata nilai islam tidak bertentangan bahkan bisa berjalan seiring dengan hal-hal itu," kata Yudhoyono.
Presiden yang didampingi oleh Ibu Ani Yudhoyono sore itu mengenakan batik berwarna abu-abu paduan coklat muda mengatakan selain melangsungkan buka puasa bersama, juga akan bersama-sama menyimak kajian tentang Islam sebagai rahmat bagi sekalian alam.
Selain Wakil Presiden Kalla, hadir pula sore itu Wakil Presiden terpilih Boediono dan Herawati Boediono, Ketua DPR Agung Laksono, Wakil Ketua DPR Muhaimin Iskandar. Jusuf Kalla dan Boediono yang duduk berdampingan bahkan kebetulan mengenakan pakaian yang hampir sama yaitu kemeja koko warna putih dan celana panjang warna gelap.
Sementara dari kalangan anggota kabinet Indonesia Bersatu hadir antara lain Menteri PU Djoko Kirmanto, Menhan Juwono Sudarsono, Menegpora Adhyaksa Dault, Meneg Lingkungan Hidup Rachmat Witoelar. Hadir pula Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso, Kapolri Jenderal Bambang Hendarso Danuri, Jaksa Agung Hendarman Supandji.
Dari kalangan tokoh, hadir Ketua Kadin MS Hidayat serta pimpinan media massa antara lain Suryopratomo, Karni Ilyas, Toriq Hadad, Ahmad Mukhlis Yusuf, Asro Kamal Rokan dan Arief Suditomo.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, kegiatan ceramah dan sholat maghrib berjamaah dilangsungkan di dalam Istana Negara sementara hidangan buka puasa yang terdiri atas aneka jenis makanan berada di halaman belakang Istana Negara dibagi dalam sejumlah stand makanan dan dilengkapi dengan tenda didominasi warna merah dan putih.
(*)
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009