Timika (ANTARA News) - Lebih dari 1.000 karyawan PT Freeport Indonesia dan perusahaan kontraktornya Kamis pagi kembali ke tempat kerja mereka di Tembagapura.

Ribuan karyawan Freeort tersebut sudah sekitar dua pekan tidak bekerja menyusul insiden penembakan bis karyawan, hari Minggu (16/8) lalu oleh orang tak dikenal di Mile 45 ruas jalan Timika-Tembagapura.

Para karyawan Freeport menumpang 23 bis, dimana setiap bis ditumpangi sekitar 61 orang.

Mereka berangkat dari terminal Gorong-gorong Timika secara bergelombang dimulai sekitar pukul 08.00 hingga pukul 12.00 WIT dengan dikawal ketat dua peleton aparat gabunganTNI dan Polri.

Pada saat yang sama, ratusan rekan kerja mereka yang menggunakan 15 bis berangkat dari Tembagapura ke Timika untuk libur kerja (off).

Gunawan, salah seorang karyawan yang bekerja pada Department Operation PT Freeport mengaku resah dengan situasi keamanan yang belum pulih di areal perusahaan Freeport.

"Kami terpaksa beristirahat di rumah selama dua minggu karena masih saja terjadi penembakan. Kami berharap situasi keamanan di areal perusahaan segera pulih," katanya.

Rekannya, Buyung Sikoway menuturkan, dengan terjadinya beberapa kali insiden penembakan di sepanjang ruas jalan Timika-Tembagapura selama bulan Juli-Agustus, karyawan merasa khawatir terhadap keselamatan diri mereka.

"Kami tidak bisa mengerti mengapa aparat keamanan yang jumlahnya begitu banyak tidak bisa mengungkap dan menangkap pelaku penembakan selama ini," tanya Buyung yang bekerja pada Department Under Ground (tambang bawah tanah) PT Freeport itu.

Ia juga mempertanyakan mengapa karyawan yang dijadikan korban atau sasaran tembak oleh kelompok bersenjata yang hingga kini belum diketahui identitasnya.

"Kami mengutuk pelaku penembakan ini. Kalau memang ada masalah dengan pemerintah atau perusahaan hendaknya dibicarakan dengan baik, jangan korbankan kami karena kami bekerja untuk membiayai kebutuhan hidup keluarga," tambah Buyung.

Semenjak terjadi kasus penembakan terhadap kendaraan Freeport yang menewaskan Drew Nicholas Grant dan Markus Rate Alo serta Bripda Marson Patipelohi pada 11 Juli lalu, Polda Papua bekerjasama dengan Kodam XVII mengerahkan lebih dari 1.000 personil gabungan TNI dan Polri untuk mengamankan areal Freeport.

Aparat gabungan TNI dan Polri yang tergabung dalam Satgas Timika Amole untuk pemulihan keamanan di areal Freeport melaksanakan tugas sejak 18 Juli dan sedianya berakhir pada 18 Agustus lalu.

Namun karena masih terjadi penembakan terhadap kendaraan di areal Freeport, masa tugas Satgas Timika Amole diperpanjang hingga batas waktu yang belum ditentukan hingga situasi keamanan kondusif kembali.
(*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009