Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono direncanakan akan menghadiri pertemuan negara-negara kelompok 20 (G-20) di Pittsburgh Amerika Serikat 24- 26 September mendatang.

Mensesneg Hatta Rajasa kepada wartawan di Kantor Setneg Jakarta, Kamis, mengatakan, pertemuan G-20 itu akan kembali membicarakan upaya penanganan krisis keuangan global.

Presiden Yudhoyono, lanjut Hatta, juga akan menyampaikan paparan mengenai upaya Indonesia dalam penanganan dampak krisis keuangan global itu.

"Ini sedang dirumuskan. Ada beberapa hal yang penting, masih ada kaitannya dengan G-20 sebelumnya menyangkut bagaimana mengatasi krisis global dan lain sebagainya, tapi memang kondisinya kan jauh lebih baik dibandingkan tahun lalu," kata Hatta di sela rapat koordinasi dengan Menlu Nur Hassan Wirajuda dan Mendag Mari Elka Pangestu.

Ia menjelaskan KTT G-20 di Pittsburgh merupakan kelanjutan dari pertemuan serupa yang berlangsung di London April 2009 lalu.

Presiden Yudhoyono. selain menghadiri kegiatan tersebut juga direncanakan bertemu dengan sejumlah entitas bisnis dan memberikan ceramah di Universitas Harvard.

"Presiden hanya khusus acara G-20, di Pittsburg yang berlangsung 24 September hingga 26 September. Kemudian Presiden akan melaksanakan pertemuan dengan kalangan usaha, pertemuan bisnis bersama dengan Kadin Indonesia, kemudian Presiden akan berpidato di Harvard University tentang Indonesia dan mengunjungi industri energi terbarukan," katanya.

Meski demikian, kata Hatta, Presiden tidak menghadiri Sidang Umum PBB yang berlangsung mulai 22 September karena bertepatan dengan peringatan Idul Fitri.

"Waktunya tidak tepat karena kan pas lebaran, tanggal 22 sudah dimulai tidak mungkin kita baru lebaran," katanya.

Sementara terkait rencana pertemuan bilateral antara Presiden Yudhoyono dan kepala pemerintahan negara-negara sahabat, Hatta menjelaskan masih disusun.

"Ada permintaan bilateral dari beberapa negara seperti Belanda tapi itu dalam kaitan dengan Sidang di New York. Karena Presiden tidak ke New York maka bilateral yang di sana tidak jadi. Tapi ada beberapa tentu kaitannya dengan bilateral selalu ada biasanya," katanya. (*)

Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009