Jakarta (ANTARA News) - Rupiah di pasar uang spot antarbank Jakarta Kamis sore berada pada kisaran 10.140/10.155 per dolar AS, melemah 85 poin dari posisi penutupan hari sebelumnya 10.055/10.065 per dolar AS.
Aksi beli dolar yang dipicu oleh memburuknya pasar regional membuat rupiah mengalami tekanan dan melemah, kata Kepala Divisi Keuangan Bank OCBC NISP, Suriyanto Chang, di Jakarta.
Menurut Chang, belum munculnya sentimen positif membuat rupiah berpeluang melemah ke posisi 10.200 per dolar AS pada transaksi hari selanjutnya.
Walaupun demikian, rupiah tidak akan melemah lebih jauh karena jika sampai 10.200 per dolar AS, menurut Chang Bank Indonesia kemungkinan akan masuk pasar dan melakukan intervensi untuk menahan tekana terhadap rupiah.
Peluang rupiah untuk kembali menguat masih cukup besar, apalagi sejumlah analis mengatakan rupiah pada akhir tahun akan berada pada kisaran 9.500 per dolar, katanya.
Secara umum, faktor fundamental ekonomi makro Indonesia masih cukup baik, apalagi Indonesia di kawasan Asia merupakan negara ketiga setelah China dan India yang pertumbuhan ekonominya lebih baik.
"Kami optimistis rupiah akan kembali menguat, karena itu aksi beli dolar yang berlebihan itu tidak perlu dikhawatirkan lebih jauh," katanya.
Sementara itu, Pengamat Pasar uang, Edwin Sinaga mengatakan, ekspektasi pasar terhadap rupiah sejak pagi hari negatif menyusul memburuknya bursa regional.
Tekanan terhadap rupiah hanya karena faktor teknis saja, untuk mencari untung, setelah beberapa hari lalu mata uang lokal itu menguat, katanya.
(*)
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009