Memang ada miskomunikasi, dan sekarang kami sudah berkoordinasi
Surabaya (ANTARA) - Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Provinsi Jawa Timur (Jatim) menyebut ada miskomunikasi terkait permohonan peminjaman mobil laboratorium polymerase chain reaction (PCR) yang terjadi di Surabaya.
"Memang ada miskomunikasi, dan sekarang kami sudah berkoordinasi," ujar Koordinator Rumpun Kuratif Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Jatim dr Joni Wahyuhadi, di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Jumat malam.
Ia menjelaskan, sejak hari pertama (Rabu, 27/5), kedatangan mobil tersebut sengaja langsung ditempatkan di RS Universitas Airlangga sekaligus membantu permasalahan yang terjadi di "Institute of Tropical Disease" (ITD) Unair.
Kemudian, Direktur Utama RSUD dr Soetomo tersebut berkoordinasi dengan Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya Febria Rachmanita yang kemudian diarahkan ke Asrama Haji Surabaya untuk dilakukan tes di sana.
Berikutnya, pada Kamis (28/5), mobil PCR ditempatkan di RSUD Sidoarjo serta RS Lapangan di Jalan Indrapura Surabaya.
Sesuai jadwal, hari ketiga atau Jumat (29/5), dilakukan pemeriksaaan di RSUD Tulungagung serta RSUD Soegiri Lamongan.
"Miskomunikasi terjadi saat Bu Feni (sapaan Kadinkes Surabaya, Red) menugaskan stafnya, kalau tidak salah namanya Bu Deni. Tapi, tidak menyampaikan hari ini acaranya di Surabaya apa, sehingga mobil dikirim ke Lamongan dan Tulungagung yang memng juga sangat membutuhkan," ujarnya lagi.
Namun, kata dia, saat mobil PCR di tengah perjalanan, ia mendapat informasi bahwa Surabaya meminta, padahal di Tulungagung dan Lamongan sudah siap dilakukan pemeriksaan.
"Saya sudah sudah bilang, karena sudah janjian dengan Tulungagung dan Lamongan, sehingga besok pagi (Sabtu) dijadwalkan pagi. Akhirnya kami koordinasi dengan Bu Deni dan Pak Kabags Ops," kata dr Joni lagi.
Baca juga: Gugus tugas Jatim jelaskan kronologis bantuan mobil laboratorium PCR
Dijadwalkan pada Sabtu, 30 Mei 2020, dua mobil PCR akan ditempatkan di RSUD Soewandhie (100 sampel) dan RS Husada Utama (100 sampel), kemudian ke kampung tangguh serta RS Lapangan.
Dia juga menyampaikan bahwa satu mobil PCR kapasitasnya bisa memeriksa 600 sampel.
Namun, ia mengingatkan bahwa tugas tenaga medis di mobil tersebut sangat berat dan tidak boleh dipaksakan karena memang sangat melelahkan.
"Setiap tiga jam bisa 25 sampel diketahui hasilnya. Tapi, kita juga harus melihat kemampuan petugasnya. Kasihan kalau dipaksakan. Sekali lagi, mari kita sama-sama menjalankan secara baik tugas ini. Semoga pasien yang belum terkonfirmasi bisa segera diketahui hasilnya," kata dia pula.
Pewarta: Fiqih Arfani
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2020