London (ANTARA News) - Tembakau dapat menewaskan satu miliar orang pada abad ini jika kecenderungan sekarang berlangsung terus, kata beberapa ahli global dalam satu laporan yang dikeluarkan Selasa.

Berikut adalah sebagian dari temuan utama di dalam Tobacco Atlas baru oleh World Lung Foundation and American Cancer Society.

Pemakaian tembakau menelan biaya global sebanyak 500 miliar dolar AS per tahun dalam bentuk biaya medis langsung, kehilangan produktifitas dan kerusakan lingkungan hidup, katanya.

Tembakau mengambil tempat potensi produksi makanan di atas lahan pertanian seluas hampir empat juta hektare di planet ini, sama dengan luas perkebunan jeruk atau pisang.

Sebanyak 100 juta orang tewas akibat tembakau pada Abad XX.

Tembakau bertanggung jawab atas satu dari 10 kematian di seluruh dunia, kata kedua badan tersebut.

Perokok, katanya, meninggal rata-rata 15 tahun lebih dini dibandingkan orang yang tidak merokok.

Penggunaan tembakau akan menewaskan enam juta orang pada 2010 akibat penyakit kanker, jantung, bengkak pada paru-paru karena pembuluh darahnya kemasukan udara dan penyakit lain, katanya.

Tembakau menewaskan sepertiga sampai separuh orang yang merokok.

Risiko kematian akibat kanker paru-paru lebih dari 23 kali lebih besar pada pria yang merokok dibandingkan dengan yang tidak merokok dan 13 kali lebih tinggi pada perempuan yang merokok, katanya.

Pajanan sebagai perokok pasif di tempat kerja menewaskan 200.000 pekerja setiap tahun.

Penggunaan tembakau, katanya, akhirnya akan menewaskan 250 juta dari seluruh remaja dan anak-anak saat ini.

Hampir seperempat pemuda yang merokok mencicipi rokok pertama mereka sebelum usia 10 tahun.

Sebanyak 50 juta anak di China, kebanyakan anak laki, akan meninggal pradini akibat penyakit yang berkaitan dengan tembakau, katanya.

Siapa yang merokok?

Sebanyak satu miliar pria merokok, 35 persen pria di negara kaya dan 50 persen pria di negara berkembang, kata laporan itu.

Sebanyak 250 juta perempuan merokok setiap hari, katanya, 22 persen di negara maju dan 9 persen perempuan di negara berkembang.

Menurut laporan tersebut, angka perokok di kalangan perempuan stabil atau naik di beberapa negara di Eropa timur, tengah dan selatan.

Hampir 60 persen pria China merokok dan China mengkonsumsi lebih dari 37 persen rokok di dunia, kata laporan itu.(*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009