Damaskus (ANTARA News/AFP) - Damaskus menarik duta besarnya untuk Irak, Selasa, setelah Baghdad memerintahkan pulang utusannya dan minta penyerahan dua pria yang diduga di belakang pemboman trek mematikan pekan lalu.

"Dalam jawaban atas penarikan duta besar Irak oleh pemerintah Irak untuk konsultasi, Suriah memutuskan untuk menarik duta besarnya untuk Baghdad," menurut satu pernyataan kementerian luar negeri Suriah.

"Suriah menolak dengan mentah-mentah pernyataan jurubicara pemerintah Irak mengenai serangan berdarah di Baghdad Rabu lalu," katanya, dan menambahkan bahwa "Suriah mengecam dengan keras aksi teroris yang telah menyebabkan korban di antara rakyat Irak".

Pernyataan tersebut menambahkan bahwa Damaskus telah memberi tahu Baghdad bahwa negara itu "menunggu untuk menerima delegasi Irak yang akan memberinya bukti yang ada mengenai perancang serangan itu. Jika tidak, negara itu akan mempertimbangkan bahwa kisah yang dipublikasikan di media Irak itu bukan apa-apa kecuali bukti yang dikarang untuk tujuan politik dalam negeri".

Suriah telah banyak kali menegaskan komitmennya pada persatuan, kemerdekaan, keamanan dan stabilitas Irak dan menyesalkan bahwa hubunganya dengan Irak tergantung pada konflik dlam negeri Irak dan, mungkin, agenda asing.

Tindakan balasan setimpal itu tiba ketika al Qaida mengaku bertanggungjawab atas pemboman tersebut, yang menewaskan 95 orang dan melukai hampir 600 orang.

Perselisihan diplomatik itu telah melemparkan ke kekacauan upaya belum lama ini untuk meningkatkan hubungan antara kedua negara bertetangga tersebut, yang telah lemah pada masa mantan presiden Irak Saddam Hussein.

Sebelumnya pada Selasa, jurubicara pemerintah Irak Ali al-Dabbagh mengatakan "kabinet telah minta pemerintah Suriah untuk menyerahkan Mohammed Younis al-Ahmed dan Sattam Farhan.

"Kabinet telah memutuskan untuk minta agar mereka diserahkan karena peran langsung mereka dalam melakukan operasi teroris itu," ia menembahkan.

Pada Ahad, Irak menyiarkan video yang menunjukkan seorang bekas kepala polisi yang mengakui pemboman di kementerian keuangan, satu dari dua bom trek di ibukota.

Orang itu mengatakan ia menerima perintah dari bos Baathis-nya Farhan, yang bersama dengan Ahmed, juga pemimpin Baath yang setia pada Saddam, yang bermarkas di Suriah, menurut pengakuan videonya.

Pernyataan itu lebih jauh menuding Suriah karena menyembunyikan gerilyawan.

"Kami juga minta agar Suriah menyerahkan setiap orang yang dicari karena melakukan pembunuhan dan kejahatan terhadap rakyat Irak dan untuk mulai menendang keluar semua organisasi teroris yang menggunakan Suriah sebagai markas untuk melancarkan dan merencanakan operasi seperti itu terhadap rakyat Irak," katanya.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009