"Kami mengutuk keras langkah ilegal demikian" kata juru bicara Departemen Luar Negeri, Hassan Qashqavi, seperti dikutip dalam siaran pers Kedubes Iran di Jakarta, Selasa.
"Kami merekomendasikan bahwa daripada memainkan permainan menyalahkan dan propaganda, lebih baik berupaya mengidentifikasi siapa sesungguhnya orang yang melakukan serangan teror berdasarkan dokumen dan bukti yang ada di Argentina. Dengan begitu agen-agen teror utama dapat diidentifikasi," kata Qashqavi dalam pernyataannya yang ditujukan kepada pemerintah Argentina.
Qashqavi juga menekankan perlunya memberi perhatian terhadap prinsip hukum semacam itu sebagai prinsip pengingkaran, non-intervensi dan penghormatan terhadap kedaulatan negara lain.
Ia mengatakan meskipun tuntutan melancarkan investigasi skala besarnya, sistem hukum Argentina sejak 1994 tidak mampu membuktikan atau memberikan satu saja dokumen legal-yudisial ke pengadilan untuk mengutuk diplomat atau pejabat militer Iran.
Ia mengatakan dokumen yang diberikan kepada jaksa Argentina hanya merupakan bukti-bukti palsu dan pernyataan bertentangan anggota tertentu dari teroris Organisasi Mujahidin-e Khalq (MKO) atau unsur lain anti-revolusi, padahal mereka sendiri dicari oleh Polisi Internasional.
Ia menambahkan bahwa Hakim Juan Jose Galeano, yang mengepalai penyelidikan terhadap serangan teroris, yang tuduhannya sia-sia dan tidak substantif terhadap warga Iran, terus-menerus bertindak sebagai dasar skenario. Sementara itu Jaksa Argentina Alberto Nisman sendiri dikutuk dan dipecat terkait dengan tuduhan korupsi dan menerima sogokan 400.000 dolar AS.
Ia mencatat bahwa hakim memiliki peran yang menonjol dalam menghilangkan dokumen dan bukti yang dapat dipercaya, yang seluruhnya memberikan kesaksian persetujuan rahasia dengan Zionis dalam kasus ledakan itu, dan akhirnya membawa kepada pengalihan kasus itu dari jalannya yang benar dan tuduhan yang menyamaratakan terhadap Iran.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009