Manado (ANTARA News) - Setiap tahun di Indonesia selalu ada imigran gelap yang transit sebelum mereka ke Australia untuk mencari suaka politik karena tidak mendapat perlindungan di negaranya.

"Selama bulan April sampai Juni 2009, tercatat ada 500 imigran gelap yang transit di Indonesia dan Juli sebanyak 126 orang," kata Wakil Internasional Organization of Migration (IOM) di Makassar, Josephina Tanggu Bore, dalam acara lokakarya Keimigrasian Internasional di Manado, Selasa.

Josephina mengatakan kebanyakan para imigran berasal dari Pakistan dan Afganisthan yang berlayar ke Australia untuk mencari perlindungan dan suaka politik.

Sebagai wakil resmi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), pihaknya melakukan upaya untuk membantu para imigran gelap dan orang asing dari belahan dunia untuk mencari suaka politik, yakni dengan memberikan rekomendasi dan membantu mereka mendapatkan fasilitas yang benar dalam pelayaran.

IOM sendiri memberikan bantuan kepada para imigran sehingga untuk sementara sebelum mendapatkan bantuan dari dunia internasional mereka dikategorikan sebagai pengungsi dulu.

Seminar tersebut, katanya, dibuat supaya para kepala wilayah terutama yang berbatasan dengan perairan bisa bisa mengetahui jika ada warga asing yang datang.

Sementara itu, pelaksana tugas Sekretaris Daerah Kota Manado, Harold Monareh menyatakan senang sekali dengan acara tersebut, karena bisa memberikan bantak masukan kepada para lurah yang wilayahnya berada di pesisir pantai.

"Dengan demikian kewaspadaan bisa ditingkatkan, sebab kita ini sudah berada di alam global dimana tidak ada lagi batas antara satu wilayah dengan yang lain, sehingga susah untuk dikenali," kata Monareh.

Apalagi, katanya, pedatang asing itu rentan dengan masalah bahkan bisa saja ditunggangi oleh perdagngan narkotika dan teroris, jadi hal ini penting untuk diketahui.
(*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009