FIA telah menyetujui proposal batas bujet 145 juta dolar AS bagi setiap tim kompetitor mulai tahun depan sebagai salah satu upaya meratakan level kompetisi.
Hal itu membuka peluang bagi tim-tim yang tak sekaya tiga tim besar; Mercedes, Ferrari dan Red Bull, untuk bertarung memperebutkan podium pada 2021.
Baca juga: FIA setujui batas anggaran tim F1 dan sejumlah aturan baru untuk 2021
Baca juga: Grand Prix Belanda terpaksa ditunda hingga 2021 karena pandemi
"Itu tentunya akan membuat kami mampu bertarung dengan mereka yang sebelumnya menjadi tim-tim besar, karena mereka tak akan bisa jadi tim besar lagi. Mereka akan harus kembali lagi dan semakin dekat dengan level kami," demikian technical director Racing Point Andrew Green seperti dikutip laman resmi Formula 1, Kamis.
Green telah menjadi bagian integral Racing Point sejak tim itu masih bernama Jordan ketika debut di F1 pada 1991.
Tim yang bermarkas di Silverstone, Inggris itu, telah biasa bekerja dengan jumlah staf yang tak terlalu banyak ketimbang rival-rivalnya.
Green yakin jika pengetahuan dan pengalaman mereka dalam mengoperasikan tim secara efisien akan menjadi keuntungan tersendiri ketika batas bujet bagi setiap tim akan berangsur dikurangi di musim-musim yang akan datang.
Baca juga: Racing Point santai sikapi rival yang gerah dengan "Pink Mercedes"
Baca juga: Luncurkan RP20, Racing Point ingin dominasi papan tengah
"Kami telah melakukannya selama bertahun-tahun," kata Green.
"Kami telah berada di level ini dalam waktu yang sangat lama, dan saya kira kami melakukan tugas itu dengan baik.
Racing Point, yang dimiliki oleh miliarder Kanada Lawrence Stroll, akan berganti nama menjadi Aston Martin untuk bertarung di F1 musim depan.
Sementara Formula 1 ingin memulai musim balapan yang tertunda karena krisis kesehatan global di Austria pada Juli nanti kendati mereka belum mengeluarkan revisi kalender tahun ini.
Baca juga: Setiap tim F1 hanya boleh membawa 80 personel ketika balapan tertutup
Baca juga: Reputasi Russell naik gegara sukses di esports
Pewarta: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2020