Jakarta (ANTARA News) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada perdagangan sesi pagi Selasa, ditutup turun tipis menyusul masih labilnya kondisi di pasar saham global.
IHSG BEI sesi pagi ditutup turun 4,085 poin (0,17 persen) menjadi 2.371,789 dan indeks 45 saham terlikuid (LQ45) melemah 0,738 poin (0,16 persen) ke level 463,589.
Analis riset PT Valbury Asia Securities, Krishna Dwi Setiawan, menyatakah bahwa investor masih meragukan pemulihan ekonomi global terbukti dengan ketidakstabilan di bursa saham dunia yang kemudian diikuti BEI.
Pada perdagangan Selasa pagi, beberapa bursa kawasan Asia ditutup turun, diantaranya indeks Nikkei 225 bursa Tokyo melemah 228,529 poin menjadi 20.307,410 dan indeks Straits Times bursa Singapura turun 14,030 poin ke posisi 2.598,300.
Krishna mengatakan, pergerakan harga komoditas di pasar dunia juga menjadi pertimbangan pelaku pasar, dimana saham berbasis komoditas masih mendominasi perdagangan di BEI.
Pada Senin (24/8) indeks BEI naik karena ditopang harga komoditas yang naik mengikuti harga minyak dunia yang di atas 74 dolar AS per barel, namun turunnya harga minyak pada Selasa ini juga menjadi pemicu melemahnya indeks BEI.
Pada perdagangan Selasa ini, kontrak utama New York untuk minyak mentah light sweet pengiriman Oktober, melemah 39 sen menjadi 73,98 dolar AS per barel, sedangkan minyak mentah Brent North Sea pengiriman Oktober turun 27 sen menjadi 73,92 dolar AS.
Turunnya harga minyak ini membuat beberapa saham berbasis komoditas di BEI melemah seperti Bumi Resources turun Rp25 menjadi Rp3.050, Adaro Energy turun Rp40 ke Rp1.400, Antam turun Rp25 menjadi Rp2.500, dan Indo Tambang Raya tertekan Rp400 ke Rp24.800.
Dari saham-saham yang aktif, 109 diantaranya harganya melemah, hanya 46 yang naik, dan 64 harganya tidak berubah.
Sepanjang sesi pagi terjadi 45.170 kali transaksi dengan 2,096 miliar saham berpindah tangan senilai Rp1,496 triliun.
(*)
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009