Kuala Lumpur (ANTARA News) - Iklan promosi tayangan Enigmatic Malaysia ternyata dibuat sendiri oleh Discovery Channel yang bermarkas di Singapura, dan bukan dibuat oleh KRU Sdn Bhd, Kementerian Pelancongan atau Kementerian Kebudayaan Malaysia.
"Iklan promosi serial dokumenter Enigmatic Malaysia bukan dibuat oleh kami tapi dibuat sendiri oleh Discovery Channel," kata Presiden dan CEO Group KRU Sdn Bhd Norman Abdul Halim di KBRI Kuala Lumpur, Selasa.
Ia menjelaskan hal itu kepada pers Indonesia di Kuala Lumpur didampingi oleh utusan dari Kantor Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, Ketut Wiryadinata.
"Kami baru tahu bahwa ada protes dan kemarahan rakyat Indonesia atas promosi itu kemarin ketika wartawan-wartawan Indonesia menghubungi saya. Kami telah menghubungi Discovery Channel kemudian mereka telah menarik promosi itu dan menggantinya dengan yang baru," kata Norman.
KRU membuat enam film dokumenter Enigmatic Malaysia yang disiarkan oleh 23 negara di seluruh dunia. Tema-tema film dokumenter ialah "The Melakan Portuguese - Preserving Their Heritage, "Bajau Laut - Nomad of The Sea", "Keris - The Myth & The Magic" dan Kellie`s Castle - Myth & Mystery", dan "Batik" dan "Wau".
"Dalam mengungkap Batik di Malaysia, dalam film dokumenter kami jelas mengungkapkan bahwa batik Malaysia itu asalnya dari batik Jawa," kata Norman, yang mengaku orang tuanya adalah keturunan Sumatera Utara.
Utusan Menbudpar Ketut Wiryadinata mengakui setelah menonton film dokumenter tentang Batik.
"Dalam film dokumenter yang dibuat oleh KRU mengungkapkan fakta yang sebenarnya yakni batik Malaysia berasal dari Jawa," katanya.
"Akhirnya pertemuan saat ini dapat menemukan titik kesalahpahaman mengenai isu Malaysia telah mengklaim Tari Pendet Bali. Itu tidak sama sekali benar karena promosi itu dibuat oleh Discovery Channel berbasis di Singapura untuk mempromosikan film dokumenter Enigmatic Malaysia. Kami akan laporkan ke menteri," kata Ketut.
Alasan Discovery Channel buat promosi sendiri karena film dokumenter KRU itu banyak permintaan dari berbagai negara Eropa. (*)
Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009